Bergulirnya APBN 2016 sejak awal tahun, belanja pemerintah akan menjadi stimulus perekonomian (Lihat artikel : APBN 2016 sebagai Stimulus Tembus GDP USD 1.000 Miliar), termasuk pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur seperti dicakup dalam Proyek Strategis Nasional (Perpres 3/2016).Â
Sementara Bank Indonesia mendukung melalui stimulus moneter dengan "Easy Money Policy", selaras dengan kebijakan stimulus fiskal. Dengan demikian, suku bunga kredit khususnya investasi akan rendah dan menarik bagi pihak swasta untuk melakukan investasi yang membuka tambahan lapangan kerja. Peningkatan investasi akan menjanjikan peningkatan pertumbuhan pada masa mendatang.
Apakah inflasi, nilai tukar mata uang asing, cadangan devisa, defisit anggaran tidak dianggap penting ? Dalam kondisi perekonomian global 2015 yang sarat dengan spiral deflasi khususnya harga komoditas dan energi, Strong USD yang berdampak gejolak nilai tukar, perangkap likuiditas (Liquidity Trap), hingga suku bunga negatif; ternyata perekonomian Indonesia justru dapat berbalik dari resesi menjadi pulih ("recession into recovery") dan akan terus melesat.Â
Â
Arnold Mamesah - Laskar Initiatives
Jelang akhir pekan pertama Februari 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H