Dalam artikel Eksternal Perlu, tetapi Fokus ke Domestik! diberikan gambaran tentang struktur PDB (Produk Domestik Bruto) perekonomian Indonesia dengan gambaran bahwa 80%-85% output merupakan "share" domestik. Sementara dampak gejolak perekonomian China diberikan dalam artikel : Nonsense - Faktor China Pada Pertumbuhan Indonesia.
Gambaran ekspor Indonesia berdasarkan negara atau regional tujuan diberikan pada grafik-2.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/01/29/pangsa-ekspor-56ab9397ee9273480bd9a891.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Dengan menggunakan Index Elasticity terhadap perubahan GDP, pengaruhnya diberikan pada tabel-3.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/01/30/export-elasticity-56aba739c823bd700b327e0f.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Ekspor dan impor dengan pasar US, neracanya diberikan pada grafik-4.
Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/01/29/neraca-indonesia-usa-56ab8e24a723bd6a048b4592.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Berdasarkan data pada kurun waktu 2013-2015, perdagangan Indonesia - USA mengalami surplus masing-masing per tahun sebesar USD 9,8 Miliar (2013), USD 11,1 Miliar (2014), dan USD 12,5 Miliar (2015).
Dengan mencermati Grafik-2, Tabel-3, dan Grafik-4, kondisi China tidak berdampak besar terhadap ekspor global Indonesia karena potensi substitusi atau pengganti masih terbuka dari pasar ekspor dari negara atau regional lain.
Orkestra Harmoni Stimulus