Ilustrasi - anggaran (Shutterstock)
Jembatan Pertumbuhan
Perekonomian Indonesia sejak 2012 mengalami penurunan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto), yang berimbas perlambatan dalam pembangunan infrastruktur. Komposisi PDB secara rerata dalam 5 tahun terakhir masing-masing konsumsi masyarakat : 55%-56%, belanja pemerintah (APBN) : 8%-9%, investasi : 33%-35%, dan perdagangangan global (ekspor-impor) pada rentang +/- 2% (surplus atau defisit). Dalam kondisi pasar global tertekan, pasar domestik selayaknya menjadi fokus. Hal ini dilakukan dengan mendorong konsumsi masyarakat; sehingga perlu ketersediaan lapangan kerja yang memberikan pendapatan dan memacu permintaan; yang kemudian mendorong produksi, serta meningkatkan pertumbuhan dunia usaha.
Infrastruktur sebagai pendukung perekonomian selayaknya tersedia dalam kondisi prima. Gangguan infrastruktur berdampak pada perekonomian, masalah sosial, keamanan, dan menurunkan kinerja. Dalam membangunan infrastruktur, ketersediaan modal merupakan syarat utama yang berimplikasi peningkatan “output”. Dengan kondisi fiskal terbatas, sudah selayaknya tidak mengandalkan dana publik tetapi terbuka untuk partisipasi eksternal dan kemitraan; menggalang dana dari berbagai sumber domestik, dan keberanian serta disiplin dalam tata kelola utang.
Formula Bank Dunia (World Bank) menyarankan bahwa peningkatan investasi insfratruktur sebesar 10% dalam jangka panjang menjanjikan peningkatan PDB 1%. Sementara kajian IMF (International Monetary Fund) menunjukkan bahwa peningkatan belanja infrastruktur berdampak langsung pada output, peningkatan permintaan, dan peningkatan kapasitas dan produktivitas sektor industri dan kelak berimplikasi pada perbaikan Debt to Service (DSR : Rasio Utang terhadap PDB).
Paham akan gejolak global serta peran penting infrastruktur, maka strategi akselerasi pembangunan infrastruktur merupakan jembatan menuju pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan langgeng.
Perekonomian dalam Volatilitas Global
Berdasarkan kajian IMF (World Economic Outlook, October 2015), proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia dan Global, dengan memasukkan China sebagai pembanding, diberikan pada Grafik-1 di bawah ini.
Dengan prakiraan untuk 2015 tingkat pertumbuhan PDB sebesar 4,8%, PDB sebesar USD 950 Miliar dan PDB Per Kapita senilai USD 3.500, proyeksi PDB Indonesia hingga 2025 diberikan pada Grafik-2 berikut ini.
Anggaran Defisit dan Utang
Pembangunan infrastruktur perlu mengantisipasi transformasi global khususnya pengembangan sektor industri. Pilihan pada infrastruktur prioritas perlu sejalan dengan upaya memantapkan keunggulan komparatif dan mewujudkan sektor industri yang menghasilkan produk andalan.
Demi memenuhi kebutuhan dana pembangunan infrastruktur, diperlukan terobosan dalam pengelolaan anggaran defisit dan peningkatan rasio utang (DSR). Formula World Bank digunakan untuk peningkatan pertumbuhan PDB dan memperhatikan dampak langsung pada perekonomian seperti hasil kajian IMF.
Dalam model pada Tabel-3 diberikan ilustrasi bagaimana terobosan anggaran anggaran dan utang yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan.
1. Pada kolom 2016, PDB diambil dengan prakiraan 2015 dalam USD Miliar dan posisi utang per 31 Desember 2015. Untuk tahun selanjutnya akan mengikuti sesuai PDB tahun sebelumnya (pada butir 3.3).
2. Dalam tahun berjalan, defisit anggaran berdasarkan proyeksi dan untuk tambahan utang baru dikalikan dengan faktor sesuai pada butir 2.2 (dalam contoh utang baru dua kali defisit).
3. Perhitungan Jumlah Utang, berupa penambahan posisi utang pada akhir tahun sebelumnya dan utang baru pada tahun berjalan. Untuk pertumbuhan PDB berdasarkan angka pada Grafik-1 dengan memperhatikan peningkatannya sesuai formula World Bank (PDB akan meningkat 1% jika anggaran infrastruktur ditingkatkan minimum 10% secara berkelanjutan). PDB akhir tahun berupa perhitungan dari PDB tahun sebelumnya dan tingkat pertumbuhan.
4. Penerimaan pajak perlu mendapatkan perhatian dengan target (tax ratio) sesuai angka pada kolom. Untuk pembayaran kewajiban utang digunakan rasio secara rerata sebesar 20% dari penerimaan pajak.
Gambaran Pertumbuhan PDB, Defisit Anggaran, dan DSR diberikan pada Grafik-4.
Dengan memahami pentingnya infrastruktur dalam perekonomian, terobosan anggaran defisit dan dana melalui skema utang bukan hal yang tabu; tetapi perlu disiplin dalam pengelolaan dan pengendalian.
Tanpa cemas akan gejolak global, lakukan saja terobosan !
Arnold Mamesah - Laskar Initiatives
21 Januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H