Anggaran Defisit dan Utang
Pembangunan infrastruktur perlu mengantisipasi transformasi global khususnya pengembangan sektor industri. Pilihan pada infrastruktur prioritas perlu sejalan dengan upaya memantapkan keunggulan komparatif dan mewujudkan sektor industri yang menghasilkan produk andalan.Â
Demi memenuhi kebutuhan dana pembangunan infrastruktur, diperlukan terobosan dalam pengelolaan anggaran defisit dan peningkatan rasio utang (DSR). Formula World Bank digunakan untuk peningkatan pertumbuhan PDB dan memperhatikan dampak langsung pada perekonomian seperti hasil kajian IMF.
Dalam model pada Tabel-3 diberikan ilustrasi bagaimana terobosan anggaran anggaran dan utang yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan.
1. Pada kolom 2016, PDB diambil dengan prakiraan 2015 dalam USD Miliar dan posisi utang per 31 Desember 2015. Untuk tahun selanjutnya akan mengikuti sesuai PDB tahun sebelumnya (pada butir 3.3).
2. Dalam tahun berjalan, defisit anggaran berdasarkan proyeksi dan untuk tambahan utang baru dikalikan dengan faktor sesuai pada butir 2.2 (dalam contoh utang baru dua kali defisit).
3. Perhitungan Jumlah Utang, berupa penambahan posisi utang pada akhir tahun sebelumnya dan utang baru pada tahun berjalan. Untuk pertumbuhan PDB berdasarkan angka pada Grafik-1 dengan memperhatikan peningkatannya sesuai formula World Bank (PDB akan meningkat 1% jika anggaran infrastruktur ditingkatkan minimum 10% secara berkelanjutan). PDB akhir tahun berupa perhitungan dari PDB tahun sebelumnya dan tingkat pertumbuhan.
4. Penerimaan pajak perlu mendapatkan perhatian dengan target (tax ratio) sesuai angka pada kolom. Untuk pembayaran kewajiban utang digunakan rasio secara rerata sebesar 20% dari penerimaan pajak. Â
Gambaran Pertumbuhan PDB, Defisit Anggaran, dan DSR diberikan pada Grafik-4.