Dengan nilai yang terus menurun, ada kemungkinan terjadi "take over" kepemilikan FCX.
Â
Misteri Surat Jaminan dan Pemenuhan Komitmen
Pada bagian utama (hightlight) laporan kinerja Freeport triwulan-3 2015, dicantumkan pernyataan : "In October 2015, the Indonesian government provided assurances to PT Freeport Indonesia on its long-term mining rights. Pada bagian penjelasan kegiatan pertambangan Freeport di Indonesia, diberikan informasi tentang kemajuan diskusi perpanjangan kontrak. Serta dinyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah memberikan surat jaminan (letter of assurance) kepada PT. Freeport Indonesia (PTFI) pada Oktober 2015, mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia akan menyetujui perpanjangan kegiatan operasi melampaui 2021 (it will approve the extension of operations beyond 2021).Â
Jika dibandingkan dengan isi surat yang dikirimkan pemerintah Indonesia (dalam hal ini Kementerian ESDM), pernyataan dalam laporan Freeport sangat berlebihan (exaggerated). Freeport tidak menyatakan secara jelas dan terbuka adanya klausula bersyarat yang dinyatakan pemerintah yaitu Undang-Undang Mineral yang akan diperbarui. Namun, pada kenyataannya, upaya Freeport tidak membuahkan hasil karena trend harga sahamnya terus menurun.
Kontrak PTFI akan berakhir pada 2021 dan diskusi untuk perpanjangan dapat saja terus berlangsung; tentunya memperhatikan hasil dari Undang-Undang Minerba yang diperbarui. Ada kewajiban dan komitmen PTFI yang harus segera dilaksanakan karena melewati tenggat yaitu (1) divestasi saham, (2) pembangunan smelter, (3) pemulihan area usai penambangan.
Divestasi saham, dapat dilakukan melalui bursa saham (IPO) atau dibeli BUMN yang ditugaskan; dan akan memberikan aliran dana masuk bagi Freeport. Ini bukan hal rumit tetapi kemudian digunakan untuk menimbulkan kegaduhan alias Noise by Design.
Pembangunan smelter, berdasarkan laporan triwulan-3, akan dikaitkan dengan perpanjangan kontrak karya (Contract of Work). Sementara rencana pemulihan area usai penambangan belum diberikan dalam laporan alias belum dalam perencanaan. Dari sisi belanja modal (Capital Expenditure), dinyatakan akan ada penundaan. Dengan kondisi keuangan Freeport yang tertekan (lihat laporan keuangan dan besarnya loss yang dilaporkan), trend deflasi harga tembaga juga emas, maka sulit berharap kegiatan pembangunan smelter dan pemulihan area dapat segera terlaksana.Â
Yang lantas muncul adalah penundaan dengan berbagai alasan serta pertimbangan.
Itulah kabut misteri "iceberg" alias gunung es masalah Freeport.
Â