Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Stimulus Ekonomi Tanpa Was-was

10 November 2015   01:36 Diperbarui: 10 November 2015   21:25 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan. Suplus Oktober 2015 merupakan estimasi dengan memperhatikan trend tahun sebelumnya.

Grafik-3 memberikan pemahaman bahwa depresiasi IDR terhadap USD berdampak SURPLUS pada neraca perdagangan dan trendnya positif atau meningkat. Bandingkan dengan perekonomian US yang harus menanggung defisit perdagangan sebesar USD 354 miliar (hingga Agustus 2015) dan China menghabiskan cadangan devisa hingga USD 479 miliar untuk memperrtahankan nilai tukar agar harga produknya kompetitif. (Lihat : Gejolak Rupiah Akan Selalu Terjadi Tetapi ...). Juga perlu diperhatikan bahwa depresiasi IDR terhadap USD tidak berakibat kenaikan inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan barang konsumsi terhadap impor rendah dan merupakan indikasi dalam pemenuhan kebutuhan domestik.

Sudah 6(enam) jilid paket stimulus perekonomian diterbitkan pemerintah yang bertujuan menarik arus modal asing dengan memberikan kemudahan perijinan, fasilitas kredit usaha rakyat, penurunan biaya energi, insentif PPh revaluasi aset, dan yang berkaitan ijin impor bahan baku obat. Pilihan atas kebijakan stimulus (perangsangan), bukan austerity (pengetatatan), dilakukan untuk mendorong kegiatan setor produksi. Sebagai implikasi kebijakan stimulus, dapat dipastikan anggaran akan mengalami defisit dan pendapatan negara dari pajak berkurang. Atas kondisi defisit anggaran ini, perlu ditutup dengan utang. (Lihat : APBN 2016 sebagai Stimulus Tembus GDP USD 1.000 Miliar).

Untuk memahami trend pendapatan negara masa 2013 hingga Agustus 2015, dapat dilihat pada Grafik-4 dengan sumber Bank Indonesia (SDDS - Fiscal Sector) serta penjelasannya (Bank Indonesia - Metadata).

Grafik-4 : Penerimaan Negara - Historical dan Proyeksi 2015 

Sumber informasi : Bank Indonesia - SDDS (dengan pengolahan)

Pemahaman cakupan pendapatan negara diberikan pada Tabel-1. 

Tabel-1 : Cakupan Pendapatan Negara

 

Sumber informasi : Bank Indonesia - Metadata

Dengan melihat cakupan pendapatan negara, dan memahami kondisi perekonomian global yang tertekan, trend harga komiditas dan energi (oil & gas, coal) yang terus menurun, pertumbuhan PDB mitra dagang utama yang tertekan (China, US, Uni Eropa, Jepang), trend penurunan nilai impor barang, maka dampak pada penurunan pendapatan negara adalah implikasi logis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun