Strong USD menyebabkan tekanan pada barang ekspor US dan melimpahnya barang impor. Sementara rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan belum dapat terlaksana karena prakondisi tingkat inflasi belum terpenuhi. USD yang terus berapresiasi terhadap mata uang negara lain menyebabkan harga barang impor di US jadi murah sementara barang ekspor yang tidak terserap akan kembali masuk ke pasar domestik US sehingga terjadi kelebihan pasokan. Kondisi ini menyebabkan inflasi tidak terjadi bahkan disinflasi yang berlanjut deflasi. Jika The Fed US kemudian menginginkan pelemahan nilai USD melalui debasement akan sangat beresiko.Â
Apresiasi IDR terhadap USD sebesar 8% dalam waktu satu minggu merupakan "kondisi semu" karena tidak ditunjang kinerja perekonomian yang luar biasa. Hal ini merupakan gejala ketidakpastian (uncertainty) dalam gejolak pasar finansial yang semakin sering terjadi. "Pelemahan USD" terhadap hampir semua mata uang telah berlangsung selama seminggu dan tidak ada komentar atau tanggapan bahkan "keberatan" dari penguasa USD atau The Fed di Washington DC. Kemungkinan terbesar adalah karena memang kondisi pelemahan USD seperti ini yang sangat diharapkan. Dengan sebutan lain : "Weakening USD by Design" !
Â
Arnold Mamesah - Laskar Initiatives
AKhir pekan kedua Oktober 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H