Pilihan Strong Currency dan Surplus Neraca Perdagangan
Pengandaian buah simalakama seakan tidak mampu menggambarkan pilihan pelik antara mata uang yang kuat (Strong Currency) dengan Surplus pada Perdagangan Global yang maknanya nilai ekspor lebih besar daripada impor.
Jika dilakukan voting apakah menginginkan mata uang kuat, kemungkinan lebih dari 75% menjawa YA. Demikian juga jika ditanyakan apakah ingin Surplus pada neraca perdagangan ? Dengan nilai yang mungkin sama, jawabannya adalah YA. Apakah keduanya dapat terjadi bersamaan dalam arti mengalami Surplus dengan kondisi mata uang kuat ?
Grafik berikut menggambarkan realitasnya.
Grafik-1 : Nilai Tukar dan Neraca Perdagangan USA
Lantas manakah yang hendak dipilih ? Terus mengalami apresiasi dengan resiko barang ekspor menjadi mahal atau ingin ekspor naik dan merelakan USD mengalami penurunan nilai. Pada kenyataannya menurunkan nilai tukar bukan hal yang sederhana.
Â
Grafik-2 : Nilai Tukar dan Neraca Perdagangan Indonesia
Catatan. Sumbu kiri besaran nilai tukar mata uang 1 Dolar Amerika (USD) terhadap mata uang Rupiah (IDR); sumbu kanan besaran surplus atau defisit perdagangan dalam satuan USD Juta.