Dari tabel dapat disimpulkan bahwa dampak penurunan pertumbuhan China terhadap ekspor Indonesia bukan merupakan ancaman karena akan dikompesasi dengan peningkatan nilai ekspor ke USA, Eropa, dan Asean. Namun, pada sisi lain, akan berpotensi terjadi "serbuan" barang ekspor China.
Tren surplus dan ekspor Indonesia diberikan pada grafik berikut ini.
Memperhatikan penjelasan kaitan pertumbuhan dengan prospek dan ancaman pada ekspor Indonesia dan grafik tren kenaikan surplus perdagangan dan nilai ekspor ternyata saling mendukung. Dengan demikian surplus perdagangan Indonesia bukan fenomena angka pendek tetapi berkelanjutan.
Pengembangan Produk Unggulan berdasarkan Tatanan Industri
Penggunaan Model Gravity dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan surplus perdagangan, membutuhkan inovasi dan pengembangan produk agar tidak hanya mengandalkan harga dalam bersaing.
Pemahaman akan kebutuhan konsumer pada negara atau regional tujuan ekspor menjadi syarat perlu agar dapat menghasilkan "specizialied product" yang memiliki diferensiasi, sehingga akan mendapatkan harga "premium".
Pengembangan dan pemantapan "comparativeness" agar dapat menghasilkan produk unggulan ekspor membutuhkan tatanan industri yang saling berkaitan dan akan menjadi daya tarik bagi penanaman modal dalam maupun luar negeri.
Paket Stimulus Perekonomian untuk mendorong sektor produksi selayaknya memperhatikan hal tersebut di atas.Â
Â
Catatan: