Tabel Global Financial AssetsÂ
Dari grafik dan tabel (estimasi akhir 2014) dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Rerata pertumbuhan pasar finansial dalam masa 2005 - 2014 sebesar 6% per tahun, tetapi pada 2012 - 2014 hanya 4% yang berarti terjadi penurunan pertumbuhan.
2. Utang publik atau pemerintah besarnya USD 58T, hampir 20% dari keseluruhan dengan pertumbuhan rendah (kurang dari 5%).
3. Sebesar USD 62 T (21%) merupakan pinjaman tanpa jaminan, sedangkan USD 69T (23,5%) merupakan nilai pasar saham dan pertumbuhan pada dua tahun terakhir hanya 3%. Ini indikasi kinerja usaha korporasi tidak menggembirakan.
Dengan melihat trend dan besarannya, pasar saham, pasar surat berharga institusi finansial, dan pinjaman tanpa jaminan rawan gejolak yang dapat menular ke sektor riel termasuk menjadi penyebab tekanan nilai tukar.
Gejolak, Sentimen, dan Spekulasi
Faktor eksternal, rendahnya pertumbuhan perdagangan yang berdampak pada defisit, dan pasar finansial yang cenderung rentan, merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan sentimen negatif dan digunakan untuk spekulasi.
Berdasarkan pemahaman di atas dan "lesson learned" (pembelajaran) dari gejolak sebelumnya, perlu membangun keintiman dengan kondisi turbulensi finansial dan kecermatan dalam memahami kedalaman masalah serta dampaknya sehingga dapat cepat dan tepat tanggap.
Paket stimulus bukan untuk mengangkat nilai tukar Rupiah. Tetapi dengan menggiatkan sektor produksi dan memperluas serapan tenaga kerja dapat diharapkan peningkatan "output". Jika output tersebut sebagian menjadi produk ekspor dan meningkatkan surplus perdagangan maka secara pasti akan menguatkan nilai tukar.