Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa Kata Dunia kalau Cekcok dan Berkelahi Terus?

3 September 2015   00:59 Diperbarui: 3 September 2015   01:14 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Christine Lagarde sebagai Managing Director IMF, ada dua wanita lain yang berpengaruh dalam kebijakan moneter dunia yaitu Kanselir Jerman Angela Merkel dan Janet Yellen sebagai Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (US The Fed).

Sebagai Ketua Dewan Gubernur, Janet Yellen sangat cermat dan berhati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan suku bunga acuan The Fed. Kenaikan suku bunga diprakirakan akan berdampak berpindahnya banyak dana dipindah ke AS namun kemudian akan menambah tekanan pada produk AS di luar negeri akibat USD sangat kuat.

Demikian juga Kanselir Angela Merkel yang menunjukkan kepiawaiannya dalam penyelesaian krisis utang Yunani melalui program “bail-out” sehingga mempertahankan keutuhan Zona Eropa. Dengan ketegasan dan ketegarannya, Angela Merkel memimpin Jerman untuk tetap bertumbuh perekonomiannya namun tetap peduli terhadap masalah kemanusian khususnya migran.

Christine Lagarde menampilkan pesona ramah, terbuka, penuh apresiasi serta empati terhadap kondisi yang dihadapi perekonomian Indonesia. Namun di balik penampilannya tersebut, Christine Lagarde juga tegas dalam memberikan kritisi serta masukan untuk menjadi perhatian pemerintah dan khususnya Bank Indonesia sebagai pengawal sektor moneter. Pesan Christine Lagarde dalam hal tenaga kerja sebagai pendorong perekonomian serta dorongan agar menemukan sumber pertumbuhan baru layak menjadi rujukan.

Dari trio wanita yang berperanan penting dalam moneter dunia, didapatkan pembelajaran bahwa dalam pengambilan keputusan atas suatu kebijakan dilakukan dalam ketegasan dan kecermatan, serta berdasarkan informasi yang lengkap serta akurat.

Pembelajaran dari Sembilan Srikandi

Saat pertama diumumkan bahwa Pansel KPK terdiri dari 9(sembilan) orang wanita (Srikandi-9), tidak sedikit pihak yang meragukan akan kemampuan dan ketegaran Pansel menghadapi tekanan khususnya dari pihak yang tidak nyaman dengan keberadaan KPK. Dengan keterbukaan informasi khususnya pada tahapan seleksi dan jadual, ternyata proses dan tahapan seleksi berjalan lancar serta memenuhi tenggat penyelesaian. Hasil seleksi berupa 8(delapan) calon yang akan diproses lebih lanjut melalui seleksi oleh Dewan Perwakilan Rakyat, diterima tanpa cemooh atau protes.

Srikandi-9 memberikan sesuatu nuansa yang beda dalam menangani masalah penting dan krusial. Rasa kebersamaan dan masing-masing tidak berusaha untuk menonjol serta menunjukkan sikap saling menghormati merupakan pertunjukan nyata kepada masyarakat akan pentingnya kerjasama. Strategi komunikasi Pansel yang secara konsiten dilakukan melalui salah satu anggota, tetapi juga pada saat-saat tertentu disampaikan Ketua Pansel, memberikan pembelajaran dan teladan penting bagi para birokrat dan pimpinan pusat serta daerah.

Tiru Kisah Nyata

Kisah Trio Wanita dalam percaturan moneter dunia dan Srikandi-9 Pansel KPK adalah fakta yang nyata tertulis, mudah dicerna, sederhana untuk diteladani, dan terbukti berhasil.

Selayaknya kisah tersebut menjadi teladan bagi para Menteri kabinet Kerja yang merupakan para pembantu Presiden Jokowi serta jajaran pemerintah pusat dan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun