Biang Kerok dan Kajian
Dalam krisis kurs tukar muncul ungkapan seperti Fluktuasi Kurs Tukar ibarat Lingkaran Setan, Kambing Hitam turunnya Kurs Tukar, atau Ulah spekulan Biang Kerok turunnya kurs tukar. Daripada terjebak dalam istilah tersebut, lebih baik dijabarkan permasalahannya untuk membangun pemahaman dan mendapatkan solusi dengan pola analisis sebab-akibat (causal – effect).
Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Harga Minerba
International Monetary Fund (IMF) mempredisikanbahwa pertumbuhan ekonomi dunia 2015 pada 3.5%. dan hampir sama dengan 2014 (3,4%); sedangkan pada 2016 sebesar 3,6%. Permintaan dunia tidak akan banyak berubah dan terjadi efek deflasi atau penurunan harga untuk waktu panjang. Hal ini berdampak pada harga minerba (mineral dan batubara) yang merupakan kebutuhan industri, yang perkembangan indeks harganya dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Penjelasan. Sumbu kiri dalam besaran USD Juta.
Pada sisi lain, pertumbuhan nilai ekspor hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan menunjukkan trend NAIK sedangkan nilai ekspor hasil pabrikan (manufacturing) dan olahan (process) trend-nya cenderung tidak berubah (standnat) seperti pada grafik di bawah ini. (Besaran nilai dalam USD Juta)
Jika bicara soal depresiasi kurs tukar, alasan yang selalu disampaikan adalah faktor eksternal. Rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi sentimen utama selain krisis utang pemerintah di luar negeri. Lalu bagaimana melihat utang dan nilai tukar ? Pada grafik berikut ini diberikan gambaran yang berkaitan dengan peningkatan utang dan naiknya kurs tukar.