Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Konsultan - Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Intelconomix

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jebakan Hasrat Yang Berlebihan

19 November 2014   01:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14165043192071512276

Jebakan Hasrat

Senin malam 17 November 2014 merupakan tonggak penting perjalanan perekonomian bangsa saat Presiden Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JKW-JK) dengan kepercayaan diri penuh mengumumkan kenaikan harga literan BBM yaitu Bensin Premium menjadi Rp.8.500,- dan Solar menjadi Rp. 7.500,-. Suatu epilog melodrama BBM bebas subsidi yang disambut sikap pro-kontra masyarakat.

Aksi mendistribusikan dan memberlakukan berbagai rupa kartu (Kartu Sehat, Pintar, Sejahtera) langsung bergulir sebagai bentuk pembelaan kepada rakyat yang terdampak kenaikan harga BBM. Kebutuhan pokok masyarakat diupayakan tidak mengalami kenaikan dengan jaminan ketersedian dan distribusi.

Dalam bidang perkenomian, para pembantu presiden menyampaikan hasrat dan rencana pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan industri termasuk transportasi dan logistik.

Menteri ESDM sebagai pengawal masalah energi mengutarakan hajat pengembangan kelistrikan agar terhindar dari krisis. Dalam hal BBM, akan ditingkatkan kemampuan kilang dan investasi agar produksi minyak bertambah.

Layak diapresiasi hasrat untuk bergerak cepat memenuhi harapan masyarakat menuju peningkatan kemakmuran yang ukurannya pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (sasaran : Tujuh Prosen) atau bahkan lebih.

Jika digabungkan seluruh hasrat pemerintah daftarnya mungkin membutuhkan beberapa halaman. Namun, diingatkan akan halnya persiapan dan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian secara komprehensif agar dapat menggapai dan mewujudkan hasrat dalam rentang waktu tertentu pada masa mendatang sehingga tidak jatuh dalam "jebakan hasrat yang berlebihan".

Infrastruktur sebagai Prioritas

Alkisah, bebas dari jebakan “subsidi BBM”, akan memberikan kelonggaran anggaran yang kelak dialihkan untuk pengembangan infrastruktur, fasilitas kesehatan dan pendidikan dan perbaikan layanan bagi masyarakat. Dari lawatan Presiden Jokowi pada Pertemuan Tingkat Tinggi APEC, ASEAN & Mitra, Pimpinan G20, serta berbagai pertemuan bilateral dengan pimpinan negara Tiongkok, Paman SAM-USA, Rusia, Jepang, Vietnam, Myanmar, dan kontak lainnya, terbersit akan banyaknya dukungan dan minat untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang infrastruktur, industri, serta saling mendukung secara bilateral. Adanya Asian Infrastructure Investment Bank yang digagas Tiongkok, negeri yang mempunyai cadangan devisa terbesar di dunia, mengindikasikan dukungan finansial dalam pengembangan infrastruktur Indonesia.

Rumusan atau Rule of Thumb yang sering digunakan, besaran investasi infrastruktur selayaknya mencapai 5% dari PDB (pada masa 2013 berkisar 4.5%). Jika  dapat dilakukan peningkatan 10%(sepuluh prosen) dari besaran tersebut maka dapat diharapkan tambahan pertumbuhan PDB sebesar 1% (satu prosen). Belajar dari pengalaman negara-negara di Eropah Barat pasca Perang Dunia II dan negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa), investasi dan pengembangan infrastruktur merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi sehingga harus mendapatkan perhatian utama.

Sejalan dengan mewujudkan Impian Negara Maritim yang Berdaulat, tema Interkoneksi Indonesia yang mewujudkan “sambung utuh” Nusantara dalam dimensi Darat. Laut, Udara, dan Telekomunikasi merupakan tantangan dalam menapaki masa depan.

Tantangan dan Pemanfaatan Peluang Abad XXI

Dunia secara keseluruhan pada Abad-XXI ini menghadapi tantangan besar pada masalah Pangan, Energi dan Air, sejalan dengan bertambahnya populasi dan tuntutan peningkatan kelayakan hidup dan kesejahteraan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan bersama adalah menanggulangi menghadapi perubahan iklim dunia dan menciptakan ekositem yang hijau.

Tepat jika pengembangan infrastruktur Indonesia ditujukan untuk mebangun ketahanan pangan agar mampu mandiri (swa sembada) memenuhi kebutuhan masyarakat.

Demikian juga ketahanan dan kedaulatan energi yang diwujudkan melalui upaya peningkatan produksi minyak sebagai sumber energi fosil dan peningkatan kemampuan kilang menghasilkan bahan bakar serta produk turunan lainnya. Tetapi, memperhatikan tantangan yang ada serta ancaman fluktuasi harga minyak dan peningkatan kebutuhan konsumsi bahan bakar, sudah seharusnya diupayakan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Penggunaan energi alternatif seperti gas alam dan panas bumi perlu mendapatkan perhatian dengan memanfaatkan anugerah alam Nusantara dari Sang Pencipta. Pengembangan bioenergi selayaknya memperhatikan sisi penyediaan bahan dan fasilitas pemrosesan serta pengilangan. Dalam hal energi alternatif dan bioenergi, upaya mendorong dan memotivasi masyarakat dalam menggunakannya perlu dilakukan secara konsisten karena menyangkut perubahan perilaku.

Penyediaan air bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan air yang layak dan sehat bagi kehidupan dan sanitasi. Namun juga air yang digunakan untuk proses pengolahan pangan serta energi.

Menilik posisi geografis Indonesia sebagai “pusar” kawasan Pasifik dan kondisi alam yang dimiliki, pengembangan kemampuan dalam hal pangan, energi, dan air tidak hanya membangun ketahanan tetapi juga peluang untuk berbagi (ekspor dan menghasilkan devisa) pada kawasan Pasifik  dan kawasan lainnya

Inisiatif dan Partisipasi dalam “Small is Beautiful”

Pro-kontra yang tiada berkesudahan akan melelahkan dan menguras tenaga, pikiran dan waktu.

Sesungguhnya besar dan dahsyat tantangan serta peluang yang menanti dimuka. Apalagi jika hasrat pemerintah dan harapan masyarakat berpadu dan bersinergi sehingga menjadi menjadi pendorong dan modal besar menata derap langkah maju.

Namun dalam gempita hasrat, jangan melupakan hal kecil serta sederhana tetapi berpengaruh yaitu “Perubahan Perilaku” khususnya  dalam konsumsi energi.

Inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat dalam perubahan perilaku mengkonsumsi energi dan meletakkannya sebagai "Gaya Hidup" dapat diwujudkan antara lain pada :

1. Penggunaan dan konsumsi energi secara bijak dalam setiap kesempatan

2. Pengutaaman dan pendayagunaan transportasi umum lebih daripada kendaraan pribadi

3. Perwujudan sikap untuk saling-ingatkan dalam pola konsumsi BBM

Bagi pemerintah dalam peran dan tanggung jawabnya sebagai “pelayan masyarakat”, perlu memperhatikan perilaku dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan serta program secara konsisten dan berkelanjutan seperti :

1. Pengupayaan  dalam persediaan dan penggunaan energi alternatif serta mendorong pengembangan penggunaan bioenergi. Pengalaman masa lalu menunjukkan upaya dan dorongan penggunaan energi alternatif serta bioenergi terkesan jalan di tempat.

2. Penyediaan transportasi publik yang masif ataupun yang padat-lincah (compact-agile) dan layak untuk mengundang minat masyarakt dalam pemanfaatannya. Pengembangan pola partisipasi dan pemberdayaan masyarakat (angkutan umum milik pribadi) layak dikedepankan.

3. Penyusunan langkah serta tindakan tidak sporadis atau reaktif tetapi terencana dan dikomunikasikan kepada masyarakat.

Menangkap peluang dan tantangan besar sangat menggoda hasrat dan menjadi impian serta pengharapan pemerintah serta masyarakat. Namun salah melangkah akan menyebabkan terperosok dalam jebakan hasrat yang berlebihan dan akan sulit memulihkannya seperti halnya pengalaman dan perjalanan panjang agar bebas dari jebakan dan belenggu subsidi BBM

Inisiatif dan partisipasi masyarakat serta pemerintah dalam upaya melakukan perubahan perilaku ibarat hal kecil namun indah saat dilaksanakan dan semakin indah saat kelak mewujud nyata.

18 November 2014

S. Arnold Mamesah – Laskar Initiative

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun