Tentu tidak asing lagi bagi kita bahwa pendidikan pertama yang diterima seorang anak sebelum masuk dalam dunia sekolah (formal) adalah dari keluarga kecil, yaitu didikan kedua orang tua.
Selain itu, anak akan berproses melalui sosialisasi bersama kerabat terdekat dan masyarakat pada umumnya mulai dari usia bayi hingga dewasa.
Psikologi anak mulai terbentuk pada masa usia bayi, walaupun bayi belum mengenal komunikasi verbal tetapi otak anak sudah mulai merekam melalui mata, telinga dan rasa itu tertanam dalam alam bah sadar seiring tumbuh kembang anak secara fisik tentang pembawaan orang tua.
Sehingga sebagai orang tua patut mewaspadai atau hati-hati dalam mendidik atau memberikan contoh yang baik bagi anak sedini mungkin. Apalagi ketika anak sudah mulai memasuki usia remaja.
Dalam usia remaja, anak sudah mengenal lebih dekat tentang kedua orang tua, kerabat dekat, teman bermain dan lebih luas masyarakat.
Selain itu, di usia remaja anak mulai mengetahui atau membaca karakter setiap orang baik teman di sekolah, teman bermain. Apalagi tingkah laku kedua orang tuanya di rumah.
Sehingga sebagai orang tua harus memberikan teladan dan rasa yang nyaman agar kelak anak memiliki mental baik dalam menyikapi kehidupan karena dari situlah anak bercermin dalam menghadapi dunia di masa yang akan datang.
Sebagai orang tua harus menciptakan suasana yang nyaman dalam lingkungan keluarga karena itu akan dibawa oleh anak tersebut dalam bersosial agar tidak kehilangan kepercayaan diri.
Sebab apa yang diterima dari pengalaman terutama dalam kehidupan keluarga baik secara langsung maupun tidak itu menjadi bumerang dalam hidupnya dan tentu saja bagi orang-orang di sekitarnya.
Apalagi anak pertama, karena anak pertama adalah anak yang akan menjadi teladan atau pengganti peran kedua orangnya kelak bagi adik-adiknya.
Jika anak pertama orang tua telah memberikan teladan yang baik dan kasih sayang yang tulus. Ia akan memberikan pula teladan yang baik dan menjadi panutan dalam membimbing adik-adiknya.
Secara otomatis tanpa disadari kedua orang tua, anak pertama melakukan hal yang sama dan penuh percaya diri serta rasa memiliki tanggung jawab bagaimana harusnya membawa diri dalam lingkungan sosial terutama bagi adik-adiknya atau dalam kehidupan keluarga.
Ketika tidak ada keharmonisan rumah tangga, kurangnya kasih sayang terhadap anak bukan saja berdampak pada hubungan yang berakhir "cerai".
Tetapi masalah yang lebih parah bisa terjadi pada psikologis anak; kurangnya percaya diri, hubungan anak dan orang tua jadi renggang, dan bisa saja anak merasa cemas (berpikir negatif) terhadap pernikahan atau membangun rumah tangganya kelak.
Weda, 1 Maret 2024
Arnol Goleo [23:02]