Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - GOLMEN

Penaku bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sehelai Kertas Seorang Pemulung (2)

29 November 2023   19:18 Diperbarui: 29 November 2023   20:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar Ia tetap bertahan hidup, Isak memungut sisa makanan dari tong-tong sampah yang dibuang oleh warga sekitar untuk menghilangkan rasa laparnya--"hidup layaknya orang gila."

Seusai makan pagi Isak merenung panjang kehidupannya di pojok gang tersebut dan mengenang perjuangan kedua orang tuanya selama ini atas dirinya. Kedua orang tua Isak kurang mampu tetapi dapat memberikan pendidikan yang layak bagi Isak sampai ke jenjang perguruan tinggi dan mendapat gelar strata satu--kota yang sekarang Ia tinggal.

Sehingga itu yang menggerakkan hatinya lalu beranjak dari duduknya itu dan mengunjungi hotel yang ada di kota tersebut untuk melamar pekerjaan. Satu per satu hotel dikunjungi Isak dengan memegang sebuah map berisikan lamaran kerja miliknya, namun tidak ada satu pun lowongan tersedia di sana.

Sore hari dengan kaki terseok-seok, haus dan lapar menggerogoti tubuhnya, Ia kembali ke gang tersebut. Tiba di gang itu dan duduk di selembar kardus sambil menatap langit, "Tuhanku! Di mana lagi aku harus mencari pekerjaan?" gurau dalam hatinya.

Isak mencari informasi pekerjaan di media (internet) tidak mungkin sebab Ia tidak lagi memiliki apa-apa selain dirinya. Sehingga dengan perut kosong Ia beranjak lagi pergi dari situ untuk mencari pekerjaan.

Kali ini yang dituju adalah perusahaan ritel namun di sana hanya dibutuhkan driver. Karena Isak tidak memiliki skill di posisi tersebut, Isak tidak bisa menerima tawaran dari perusahaan tersebut.

****

"Hei anak muda, bangun!" Seorang pemulung membangunkan Isak. Namun berkali-kali dibangunkan tetap saja, Isak tidak sadarkan diri.

Pemulung itu kemudian menaruh punggung tangannya di atas dahi Isak. Tangan pemulung itu terasa panas dan melihat tubuh Isak menggigil sehingga Ia tidak tega meninggalkan dia seorang diri serta udara yang begitu dingin malam itu.

Dari rasa simpati menggerakkan hati seorang pemulung itu sehingga Ia menggendong Isak untuk dibawa ke tempat tinggalnya.

Setelah tiba di rumahnya, merebahkan tubuh Isak di atas tempat tidurnya. Kemudian Ia mengompres kepala Isak dengan air hingga panasnya mereda sedikit demi sedikit. Namun Isak tetap belum sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun