Satu minggu kemudian, Aziz  mengajak Mirna makan malam di sebuah restoran. Restoran tersebut cukup mewah. Mungkin dengan begini Mirna menerima cintanya.
Sebelum dua hari Mirna dan Aziz sudah janjian untuk makan malam bersama sehingga Aziz mempersiapkan momen yang pas dan sangat indah agar kelak cinta pertamanya itu mengesankan. Jadi, malam itu, tempat tersebut telah di dekorasi seindah mungkin.
Mirna akhirnya tiba di restoran tersebut sedangkan Aziz sudah menunggunya di meja yang telah disiapkan oleh pelayan restoran. Baru saja Mirna duduk, musik instrumental langsung dibunyikan dan puisi dibacakan;
Puisi ini untuk Mirna:
"Diam diam aku menyimpan rasa ini
sebab aku tidak lah pandai
mengumbar janji,
tetapi...
Dalam hati ini
menyimpan seribu mimpi
yang tak mungkin ku gapai sendiri
Ku ingin kau datang sebagai senja
bintang kan menyapa kita
segera, ya
karena..
Aku berada
di sini, dengan setia
menanti hadirmu menuju cakrawala
Sebab aku,
adalah malam"
Setelah dibacakan semua pengunjung restoran bertepuk tangan sambil menatap meja yang dekat dengan panggung tersebut--tempat dimana Aziz dan Mirna duduk. Mereka terkesan dengan puisi yang dipersembahkan tersebut.
Mirna yang duduk didekat panggung itu sangat bahagia saat mendengar puisi yang dibacakan oleh petugas restoran dipersembahkan untuknya. Dalam hatinya bergurau, "Aku tak menyangka Aziz telah mempersiapkan semua momen ini begitu romantis. Tidak seperti Isak, sudah janji malah tidak ditepati."
"Mir, aku ingin menyatakan sesuatu padamu." Kata Aziz. "Aku terima kok cinta kamu. Itu kan yang ingin kamu katakan? Sudahlah, aku sudah tahu dari puisi itu mewakili perasaan kamu, iya kan?" Sahut Mirna.
"Benar Mir," kata Aziz datar.