Ada sekelompok penduduk bermukim di lembah dengan jumlah yang sangat kecil, juga mereka sangat menjunjung tinggi adat-istiadat. Penduduk tersebut memiliki seorang petuah yang mempunyai kesaktian kebal tubuh. Selain itu, Ia memiliki kemampuan dapat melihat masa depan. Namanya Adil.
Untuk mendapatkan kesaktiannya itu, Adil harus melakukan sebuah ritual atau bertapa di sebuah Gua selama beberapa hari, atau berbulan-bulan. Gua sebagai tempat bertapanya itu tidak jauh dari pemukiman mereka. Di antara pemukiman penduduk dan Gua tersebut ada sebuah sungai, warga menyebutnya sungai Wailamo.
Masyarakat itu sangat menjunjung tinggi adat-istiadat dan masih percaya terhadap hal-hal gaib atau makhluk halus sebagai "Tuhan" mereka yang memiliki kekuatan diluar kendali manusia pada umumnya. Sehingga ada tempat-tempat khusus dianggap suci yang dihuni oleh makhluk halus sebagai pemberi kekuatan atas diri mereka, Gua tempat bertapa Adil contohnya.
Karena penduduk belum tersentuh modernisasi jadi dalam menafkahi setiap anggota keluarga dengan berburu di hutan, meramu sagu, bercocok tanam padi ladang dan menangkap ikan di sungai, salah satunya adalah sungai Wailamo sebagai sumber penghasilan, tempat mencari atau menangkap ikan.
Kehidupan komunitas sangat harmonis kala itu, sehingga hasil buruan; berburu rusa, menangkap ikan dan lain-lain tidak dinikmati sendiri atau hanya dalam keluarga kecil tetapi hasil buruannya itu dibagi-bagi keseluruh masyarakat setempat.
Suatu ketika, masyarakat mengadakan upacara atas hasil panen padi ladang. Sebelum upacara makan bersama dilaksanakan Adil mendapat penglihatan langsung lewat telapak tangannya bahwa akan datang segerombolan orang-orang. Adil sendiri tidak memastikan siapa mereka sesungguhnya.
Namun, tujuan dari kedatangan mereka Adil sudah mengetahui persis sehingga Ia cepat-cepat kembali dari pertapaannya itu untuk memberitahukan kepada seluruh warga, terutama kepada keluarganya.
****
"Tidak lama lagi orang-orang akan datang, mata mereka seperti ikan gorango. Sepertinya, mereka bukan orang-orang biasa dan tujuan mereka tidak baik. Dari hasil penglihatanku, mereka akan membunuh seluruh warga, termasuk kita." Tutur Adil saat tiba di rumah, di depan istri dan anak-anaknya.
Saat itu keluarga Adil sangat ketakutan dengan hasil penglihatannya. Setelah menceritakan kepada keluarganya, Adil langsung menyampaikan hal itu juga kepada seluruh warga.
"Aku harap kali ini upacara makan bersama harus dibatalkan dan kita semua bersiap-siap pergi meninggalkan tempat ini dan mencari tempat yang baru. Sebab Aku telah melihat bahwa tempat tinggal kita ini nanti dipenuhi api. Orang-orang yang akan datang adalah orang-orang kejam. Kalau kita tidak segera pergi, kita semua akan mati dibunuh!" Kata Adil dengan memohon kepada semua warga saat berkumpul di Rumah Adat agar segera meninggalkan tempat pemukiman mereka.