"Kok jadi aku yang disalahin?"
"Iya, kamu sering manjakan anak kita. Jadi begini kelakuannya."
"Hah..?! Bukannya kamu sendiri yang ingin anak kita laki-laki? Lihat sekarang kelakuan anak laki-lakimu."
Pina tak mau mengalah dan tak terima dengan ucapan Mik yang seolah-olah itu semua kesalahan istrinya. Begitu juga dengan Mik, tidak mau disalahin. Sejak kejadian itu keluarganya berantakan, hancur lebur.
***
Hari ini Ela dan Lang sudah siap-siap berangkat ke sekolah. Namun Lang lebih dulu pergi, tanpa sarapan pagi, pamit apalagi kepada kedua orangtuannya.
Tetapi Ela tidak, ia tetap pamit kepada kedua orangtua karena baginya sebagai anak patut meminta restu dari kedua orangtua bagaimanapun kondisi keluarga.
"Bu, ayah, Ela berangkat dulu" seraya Ela mencium kedua tangan orangtuanya secara bergantian. "Iya. Hati-hati di jalan yah!"
"Pagi burung Elang." Lagi-lagi cemooh Yuda mengiris hati Lang ketika bertemu di gerbang sekolah. "Mau ke mana? Kenapa dengan wajahmu. Lelah yah habis jalan kaki?
Ketika Elang mau masuk dan menghindar cemooh dari Yuda juga teman-temannya. Namun Yuda bersikeras menghalangi jalan Lang.
"Anak-anak mau masuk tidak? Kalau tidak, Pak mau tutup pagar gerbang ini." Kata sekuriti ketika melihat Lang dikerumunin Yuda bersama teman-temannya.