Wahai pohon, dedaunanmu boleh berayun-ayun mengikuti desiran angin tapi jangan lupa rantingmu harus menghasilkan buah dan jatuhlah buahmu ke tanah.
Pucukmu itu sampai di awan-awan juga tubuhmu berdiri kokoh direstui oleh tanah yang menjadi tumpuan kakimu. Tanah telah memberi kehidupan, angin membuat engkau terus menari-nari.
Ingatlah! Ketika waktunya tiba badai angin melanda dan tubuhmu jatuh ke tanah menjadi tanah. Mungkin, engkau masih bisa tumbuh walau tubuhmu diterpa badai dan jatuh ke tanah.
Tetapi tanpa tanah engkau tak kan tumbuh dan dari tanahlah engkau berasal sebab di atas tanahlah engkau dapat tumbuh karena tanah pula menjadi tumpuan kakimu.
Bailengit, 15 Juli
Arnol Goleo [01:14]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H