"Leo, Halmahera, teman baru Ary" aku menyambut tangannya yang mulus itu.
"Sudah lama ya, di Jakarta?" tanya Lucy selepas berjabat tangan denganku.
"Baru seminggu" jawabku singkat.
"Owh! Tapi kelihatanya kamu seperti sudah lama tinggal di Jakarta." Lucy kagum dengan sikapku padanya yang ramah serta tidak memandang penampilan seseorang.
"Bagaimana, keren kan teman baruku? Gara-gara dia, hasil ngamen kami hari ini lumayan" Ary berbisik kepada Lucy.
"Ah, Ary bohong, jangan dengarkan dia. Tadi aku hanya ikut sebentar saja" kataku pada Lucy ketika mendengar bisikan Ary dengannya.
"[Lucy tersenyum manja]. Iya, saya tahu, Ary orangnya begitu tapi pujiannya itu tulus dan baik" Lucy memuji Ary karena sifatnya itu. Tentu saja, karena mereka berdua sudah kenal lama.
Karena keasyikan ngobrol sampai kami lupa memesan kopi dan makanan sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB.
"Permisi! Mau pesan apa? seorang pelayan menghampiri kami. Kerena dari tadi kami belum memesan apa-apa. Dan sejam lagi warungnya mau ditutup.
"Saya kopi hitam" kata Ary kepada pelayan itu.
Leo dan Lusy mau pesan apa? setelah memesan kopinya pada pelayan, Ary bertanya pada kami berdua. Pelayan itu pun masih menunggu pesanan kami.