Natal itu multitafsir tergantung siapa dan dari perspektif mana kita memandang atau memaknai Natal. Tetapi makna Natal sesungguhnya adalah Kelahiran Raja Damai/Juru Selamat.
Dulu di masa Sekolah Minggu (masa kanak-kanak) masih tersimpan di memori saya saat menjelang Natal sebagai orangtua memberikan sebuah kado Natal berupa baju baru plus jalan-jalan ke Kota bersama keluarga.
Sehingga di saat Natal banyak anak-anak penuh dengan baju baru dalam gereja. Namanya juga anak-anak, merayakan Natal harus memakai baju baru.
Tentu sebagai anak-anak "belum ada pemikiran" arti Natal yang sesungguhnya. "Anak-anak menganggap Natal itu hanya sekedar mempertunjukkan baju baru di saat Natal."
Orangtua memberikan baju baru bagi anak-anak mereka sebagai kado di saat Natal bukan tanpa alasan sebab mereka memberikan baju baru satu tahun sekali yaitu di bulan desember jadi mau tak mau orangtua harus memenuhi permintaan anak mereka tersebut.
Lalu bagaimana persiapan merayakan Natal kali ini di tahun 2022 bagi masyarakat umat Kristen, khususnya masyarakat Desa Bailengit dan Kao Barat pada umumnya? Apakah lebih ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?
Juga, bagaimana kita sebagai orang dewasa dalam memaknai Natal? Apakah kita juga sama seperti anak-anak tersebut?
Tentu kalau kita memaknai Natal dan menghayati Natal sebagai sukacita bahwa sesungguhnya Natal adalah mengenang kelahiran Sang Juru Selamat, tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (bagi umat Kristen).
Karena kasih Allah akan dunia ini sehingga Putera Sulung Pembawa Damai datang untuk kita umat manusia dan lewat Dialah kita disucikan dari dosa seperti semangat para gembala waktu menyambut kedatang Sang Juru Selamat kala itu.
Dan memaknai bahwa Natal adalah saling memaafkan antar sesama seperti makna sesungguhnya Natal itu dan tujuan dari kedatangan Juru Selamat untuk dunia ini mendamaikan kita yaitu manusia dengan Allah.