Rabu, 3/12/22 sekitar pukul 12:00 s/d 14:00 WIT. Ayah, saya, dan opa duduk di depan rumah kami bercerita tentang Piala Dunia.
Tiba-tiba datang seorang opa sudah berusia sekitar 85-90 tahun dan berkata, "Aku sedang mencari payungku yang telah dibawa seseorang, apa kalian melihatnya?" Ia menanyakan pada kami.
"Mungkin orang itu telah lewat namun kami tak melihatnya," kami pun menjawabnya.
Opa berinisial CDj berkata: "Beliau ini [sambil menunjuk kepada opa berinisial D (yang berusia 85-90 itu)] selama hidupnya tidak atau jarang sakit. Padahal, beliau adalah seorang pemabuk selama beliau masih mudah hingga berusia 70-80 tahun, tuturnya."
Setelah itu, ia menanyakan langsung pada opa tersebut tepat di hadapan kami dan berkata; "Sejak kapan anda berhenti minum alkohol/sageru?" Lanjutnya.
Opa itu pun menjawab, "Saya berhenti sekitar dua bulan lalu dan sekarang tidak lagi," tutur opa itu.
Namun dilihat dari tubuh fisiknya itu, opa tersebut masih kuat dan sehat walaupun dulu opa salah satu "pecandu alkohol atau saguer."
TEMPAT MINUM SAGUER
Saguer adalah minuman keras; tuak yang dihasilkan dari pohon seho. Ini salah satu minuman beralkohol yang anda bisa jumpai dibeberapa daerah di Indonesia termasuk di Pulau Halmahera.
Menurut para tetua, dahulu semua saguer dikumpulkan pada Rumah Adat atau dalam bahasa Modole disebut dengan 'Halu'. Setelah dikumpulkan lalu diminum bersam-sama.
Juga waktu itu saguer tidak diperjual-belikan dan tidak minum disembarang tempat tetapi dibawa atau minum di 'Halu' (Rumah Adat) baik itu waktu acara besar adat seperti 'Padi Baru' atau dalam budaya Minahasa disebut dengan pengucapan.