Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - Anakmomen

"Cukup pagi hari 'kau minum air susu ibumu', jangan sampai malam 'kau genggam buah dadanya.'"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seragam Baju Adat: Kebijakan yang Nasionalismekah?

21 Oktober 2022   22:24 Diperbarui: 21 Oktober 2022   22:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebudayaan nasional ada beragam macam unsur salah satunya adalah Baju Adat. Selain Baju Adat, ada pula kebudayaan nasional lainnya seperti sistem kemasyarakatan, bahasa, agama,  teknologi, dan sebagainya.

Tetapi, mengapa hanya Baju Adat yang diterapkan pada pendidikan sebagai seragam sekolah? Bagaimana dengan Bahasa daerah? Juga kesenian; seni tari tradisional misalnya, apakah "tidak penting?

Mungkin di sekolah lain seperti seni tari dan bahasa daerah sudah dimasukkan ke dalam mata pelajaran atau mulok. Tetapi sebagian daerah (sekolah) belum ada mata pelajaran seperti yang disebutkan. "Mungkin, dalam pandangan mereka itu kuno."

Jangankan bahasa daerah dimasukkan sebagai mata pelajaran sekolah berbahasa daerah di sekolah saja "ditertawakan oleh siswa lain bagi orang yang berbahasa daerah di sekolah."

Bahkan, "sebagian guru melarang siswa berbahasa daerah, katanya ini sekolah bukan di kampung atau di rumah." Sebab, menurut mereka menggunakan bahasa daerah itu kampungan atau di rumah." Kalau di sekolah itu menggunakan bahasa Indonesia.

Dan itu benar-benar terjadi atau saya dan teman-teman semasa sekolah SMP dulu. Tetapi, kami tidak perduli walau pun di sekolah tetap menggunakan bahasa daerah.

Tentu, bila kami berbicara dengan seorang guru menggunakan bahasa Indonesia, juga dengan teman-teman yang berbeda desa.

Menggunakan bahasa daerah hanya sesama kami (sekampung). Karena itu adalah bahasa akrab atau lebih asyik dalam bercerita saat jam istirahat bahkan di dalam ruangan sekolah.

Padahal, bahasa daerah merupakan bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Jadi, tidak ada salah bila siswa berbahasa daerah walaupun itu di lingkungan sekolah.

Kini, Kementrian Pendidikan , Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022 tentang Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Bahwa pemerintah Indonesia membolehkan peserta didik menggunakan Baju Adat sebagai seragam sekolah baik itu Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah.

Tetapi, sebelum hadirnya peraturan di atas, dulu telah dirancang oleh pemerintah Indonesia yaitu di zaman orde baru (Soeharto) dalam Repelita II tentang pembangunan dan pemajuan kebudayaan nasional yaitu bahasa dan kesenian.

Sedangkan Baju Adat sendiri merupakan bagian dari unsur kebudayaan nasional atau sub unsur kesenian yaitu cara berpakaian.

Dengan hadirnya kebijakan Baju Adat sebagai seragam sekolah merupakan angin segar bagi kita sebagai bangsa Indonesia (masyarakat). Sebab, baju adat bukan sekedar pakaian biasa tetapi memiliki mutu yang tinggi seperti keindahannya dan khas pakaian Indonesia.

Dan, masyarakat Indonesia bisa mengembangkan kebudayaan nasional  mengikuti perkembangan zaman serta memperkenalkan kepada manca negara bahwa inilah kebudayaan (seni berpakaian Indonesia) atau jati diri bangsa Indonesia, (Koentjaraningrat, 1974).

Bailengit, 21 Oktober 2022

Arnol Goleo  [23:53 WITA]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun