Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - Anakmomen

"Cukup pagi hari 'kau minum air susu ibumu', jangan sampai malam 'kau genggam buah dadanya.'"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keluar dari Kata Pengangguran

25 September 2022   14:15 Diperbarui: 25 September 2022   14:21 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sahabat topik kali ini pasti agak berat. Memang, sengaja saya memberikan topik ini untuk sahabat. Tapi tenang, saya tidak akan membiarkan sahabat "kebingungan atau tersesat" ada peta penunjuk arah. Asalkan sahabat mengikuti peta yang akan saya sajikan ini.

Pertanyaan: Siapa yang melabelkan pengganguran dalam diri seseorang? Apakah karena takdir? Apakah tidak mempunyai pekerjaan sehingga dilabelkan dengan kalimat nganggur? Atau sahabat sendiri yang melabelkan itu? Dan bagaimana cara menghilangkan itu dalam diri atau pikiran seseorang?

Begini, pengangguran itu ada karena kita yang melabelkan itu di dalam diri kita atau pikiran kita. Mengapa? Manusia diberikan akal dan semua manusia sama. Sama-sama mempunyai akal. Perbedaannya di mana? Yang beda adalah cara berpikir kita.

Kenapa? Kita berpikir bahwa kita tidak mempunyai pekerjaan sehingga kita dikatakan nganggur. Ya itu jelas nganggur berarti tidak mempunyai pekerjaan dan kita oke-oke saja!

Tetapi sekali lagi siapa yang melabelkan itu? Apakah orang lain atau kita sendiri? Bukankah kita memiliki daya pikir? Bukankah manusia mencipta sesuatu itu merupakan hasil dari daya pikirnya? Tapi kenapa saya nganggur?

Yang membuat seseorang nganggur adalah pikirannya sendiri. Kenapa? Karena sahabat berpikir pekerjaan itu sulit di dapat. Nah, ini yang harus dibereskan dalam pikiran sahabat.

Bagaimana caranya? Salah satu caranya adalah sahabat menciptakan pekerjaan sendiri. Yang benar saja? Pasti sahabat bertanya demikian. Bagaimana sahabat bisa mendapatkan pekerjaan atau bekerja kalau akal yang kita miliki tidak dimaksimalkan dalam diri.

Karena mereka yang sukses itu berawal dari akal mereka. Atau ada pengusaha awalnya tidak berpikir (merancang) dengan akal dan rejeki itu datang dengan sendirinya atau jatuh dari langit?

Semua itu sudah tersedia di dalam akal kita. Kita sendiri yang merancang segala sesuatu termasuk menggapai sebuah cita-cita. Begitu juga dengan menghilangkan kata nganggur yang melekat di dalam diri kita.

Atau sahabat berpikir bahwa itu sudah takdir dari "Sang Pencipta?" Sekarang, saya tanya: Apakah "Sang Pencipta senang melihat umatnya susah?" Yang pasti tidak demikian, sebab kita diberikan jalan dan kesempatan yang sama. Dan kita yang memilih jalan itu.

Jadi, sahabat mulailah berinovasi apa pun itu, kecuali merugikan orang lain itu tidak boleh. Bila kita tidak menggunakan atau memaksimalkan akal dalam diri maka sahabat dan saya siap-siap nganggur karena faktanya sekarang kita "dituntut" menciptakan lapangan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun