Mohon tunggu...
Arnol Goleo
Arnol Goleo Mohon Tunggu... Lainnya - Anakmomen

"Cukup pagi hari 'kau minum air susu ibumu', jangan sampai malam 'kau genggam buah dadanya.'"

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berawal dari Pikiran

20 September 2022   09:02 Diperbarui: 20 September 2022   09:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia diciptakan sempurna oleh Sang Pencipta tetapi "hanya sebagian yang mendapatkan kebahagiaan dan kemakmuran."

Bertolak dari itu, biasanya yang sering timbul dalam pikiran kita bahwa: Hidup itu susah, hidupku banyak masalah, sulit keluar dari masalah, dan saya tak bisa hidup makmur, dan bahagia seperti mereka karena hidup saya sudah ditakdirkan seperti ini.

Di sini ada yang salah dengan pola pikir kita. Benarkah demikian? Ya!! Misalkan, kita diperhadapkan dengan suatu masalah yang menurut pemikiran kita itu sulit, sulit untuk diselesaikan.

Maka, secara otomatis kita telah terstigma itu memang sulit dalam pikiran kita. Banyak kita terjebak dengan pola pikir yang salah itu. Padahal sesulit apapun yang kita hadapi pasti ada solusinya.

Secanggih apapun teknologi pasti ada kekurangan atau kelemahan, bisa rusak pada bagian tertentu. Manusia pun demikian, seringkali gagal dalam perjuangan hidup.

Begitu pula dengan suatu masalah, setiap masalah ada musabab atau asal usul dan mempunyai cara untuk keluar dari masalah tersebut.

Kita diberikan daya pikir oleh Sang Pencipta untuk berpikir, mencipta sesuatu, termasuk memecahkan suatu masalah.

Kadang kita sudah berjuang keras namun hasilnya belum kita dapat. Mungkin di sini kita "diuji" sampai di mana kesabaran kita dalam berjuang menghadapi hidup ini.

Sukses, makmur, dan bahagia tidaklah mudah dibutuhkan perjuangan. Sahabat, perjuangan itu tidaklah mudah dibutuhkan usaha dan kerja keras.

Kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Kegagalan mengajarkan kita lebih jernih, teliti, dalam menanggapi peristiwa untuk menggapai sebuah cita-cita.

Sebab kemakmuran dan kebahagiaan sudah di depan mata selangkah lagi pasti sampai pada tujuan. Hanya saja kita butuh kelenturan dan kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun