Tepatnya 22/12/2015 kami kehabisan makanan. Seingatku, dua hari tak ada makanan, bukan hanya itu air di dalam gelon se-tetespun tak ada.
Kami pun menelpon kedua orangtua masing-masing. Karena kedua orangtua kami tidak seperti orangtua lainnya yang berlatar belakang cukup mapan.Â
Sehingga ketika kami meminta uang untuk kebutuhan semasa kuliah, kami harus menunggu satu atau dua hari baru dikirimkan uang itupun kalau ada, kalau belum ada ya kami harus menunggu lagi.
Ditambahnya lagi orang tua saudaraku bapaknya telah tiada, yang ada tinggal ibunya, ibunya pun sudah tua, umurnya berkisaran 70-80 tahun (lansia). Sangat disayangkan sudah lanjut usia "dipikul beban yang berat."
Setelah dua hari berlalu kami dikirimi uang. Selain uang makan, kami dikirimkan juga tiket untuk mudik (pulang). Tadinya saya tidak atau belum mau pulang kampung tetapi keinginan sang ayah memaksa saya untuk pulang, maka saya pun ikut pulang bersama saudaraku.
Perjalanan kapal laut dari Manado ke Ternate sekitar 13-15 jam baru bisa sampai di pelabuhan Ternate namun itupun tergantung juga dengan kondisi alam bila bersahabat 15 jam sudah sampai di Kota Ternate atau pelabuhan.
Sesampai di Ternate kami harus menyeberang lagi sekitar 1 jam dari pelabuhan Ternate ke pelabuhan Sofifi. Setelah itu kami naik kendaraan roda empat (mobil) perjalanannya memakan waktu cukup lama sekitar 3 sampai 4 jam baru bisa tiba di kampung kami.
***---
Pecah Belah Gereja Masehi Injil di Halmahera (GMIH) Tahun 2014
Akhirnya kami pun tiba di kampung halaman. Seperti biasa desember itu ramai sekali karena itu merupakan hari raya besar selain menyambut Sang Juruselamat dilangsungkan dengan merayakan tahun baru.
Saya menikmati hari-hari yang menyenangkan di kampung halaman apabila berkumpul dengan teman-teman. Kalau di rumah bagaiman?
Tidak sama dengan teman-temanku yang lain bila mereka pulang duduk bersama keluarga serta merayakan hari kelahiran Sang Juruselamat. Saya pun sama namun tidak seromantis keluarga mereka, tetapi tidak semua, ada beberapa keluarga juga mengalami hal yang sama.
Mengapa? Seperti di awal tulisan [bac: Pergi Tanpa Restu (Part I)] sehingga aku seperti orang "asing di rumah" karena saya sudah berpisah (berbeda gereja) dengan orangtua dan ketiga saudaraku.
Sebab pada tahun 2014 setelah usai Pemilu atau Pilgub, Gereja Masehi Injil di Halmahera (GMIH) pecah belah menjadi dua Sinode yaitu GMIH yang baru dan GMIH lama.
"Konon, terjadinya pecah belah GMIH karena para pemimpin GMIH terlibat politik praktis akhirnya ada beberapa orang (yang berseberangan) memilih pindah atau mendirikan GMIH yang baru (pembaharuan)."
Sehingga di tahun itu, tahun 2014, adalah tahun yang bisa dikatakan "tahun menyedihkan!"
Kita jeda dulu. Kita jumpa lagi nanti di cerita selanjutnya...
Bailengit, 30 Agustus 2022
Arnol Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H