Saya menikmati hari-hari yang menyenangkan di kampung halaman apabila berkumpul dengan teman-teman. Kalau di rumah bagaiman?
Tidak sama dengan teman-temanku yang lain bila mereka pulang duduk bersama keluarga serta merayakan hari kelahiran Sang Juruselamat. Saya pun sama namun tidak seromantis keluarga mereka, tetapi tidak semua, ada beberapa keluarga juga mengalami hal yang sama.
Mengapa? Seperti di awal tulisan [bac: Pergi Tanpa Restu (Part I)] sehingga aku seperti orang "asing di rumah" karena saya sudah berpisah (berbeda gereja) dengan orangtua dan ketiga saudaraku.
Sebab pada tahun 2014 setelah usai Pemilu atau Pilgub, Gereja Masehi Injil di Halmahera (GMIH) pecah belah menjadi dua Sinode yaitu GMIH yang baru dan GMIH lama.
"Konon, terjadinya pecah belah GMIH karena para pemimpin GMIH terlibat politik praktis akhirnya ada beberapa orang (yang berseberangan) memilih pindah atau mendirikan GMIH yang baru (pembaharuan)."
Sehingga di tahun itu, tahun 2014, adalah tahun yang bisa dikatakan "tahun menyedihkan!"
Kita jeda dulu. Kita jumpa lagi nanti di cerita selanjutnya...
Bailengit, 30 Agustus 2022
Arnol Goleo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI