Sebelum aku pergi melamarmu
Sempat kutitipkan sebuah pesan
Ibu, aku pergi melamar seorang gadis
Melamar dia sebagai menantumu
Gadis itu menginginkan seorang pendamping hidup, kata temanku!
Ku pergi dengan sebuah harapan
Ibu mendapat seorang menantu
Gadis yang ada di sini, sempat ku lamar
Namun ditolak
Maka dari itu hari ini juga aku pergi
Demi dia calon menantumu, ibu!
Ternyata sama
Dia juga menolakku, ibu!
Gadis siapa dan gadis mana lagi yang ku lamar menjadi menantumu, Ibu?
Tak ku sangka, mendengar kabar
Ada seorang gadis menungguku
Kali ini gadis yang berbeda
Aku pun cepat-cepat pulang
Supaya aku dapat melamar dia sebagai menantumu
Aku tak perduli
Dia menerimaku atau tidak
Demi ibu, ku coba melamarnya
Dan akhirnya dia menerima lamaran ku
Namun, berjalannya waktu
Ia meninggalkanku
Meninggalkanku tanpa suara
Bagiku ini adalah hinaan
Hinaan yang ia bungkus dengan kata-kata manis: Aku mencintaimu sampai akhir hayatku
Ternyata dia ...Sadis!
Membunuhku tanpa menyentuh!
Bailengit, 20 Agustus 2022
Arnol Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H