Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merengek Super Cerdas, Maksa Kapolri Pecat Kapolda

17 Januari 2017   13:33 Diperbarui: 17 Januari 2017   14:15 3071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah resiko,  jika ada aksi maka akan  menjadi hukum alam  bahwa akan ada reaksi pula, harap maklum saja jika ada dua kelompok massa saling berhadapan lalu ada resiko bentrokkan. Maka disitulah polisi akan berada di tengah-tengah untuk sebagai  pendamaikan keduanya.

Jangan seolah selama ini memamerkan diri paling hebat, seolah  bisa memprovokasi sesuka dan semaunya sendiri. Eh begitu ada lawan tanding yang seimbang dalam arti sama ramainya, beda tuntutannya. Lalu sewot mencari kesalahan kepada pihak lain dan kali ini yang menjadi sasaran kesalahan adalah KAPOLDA JABAR seolah telah bertindak tidak adil.

Artinya siapapun  yang tahu dengan peristiwa tersebut akan ketawa ngakak melihat gaya manusia-manusia seperti  ini. Makanya pak KAPOLDA santai saja, karena beliau tahu sebagai penanggung jawab dilapangan.

Kemudian lebih hebat lagi, seolah tak puas dengan tindakan KAPOLDA, justru  langkah selanjutnya dibawalah peristiwa ini untuk di laporkan atau di adukan ke KAPOLRI dan tuntutannya tak tanggung-tanggung yakni agar KAPOLDA JABAR di berhentikkan.

Adeuh-adeuh hebat benar tuh logika manusia-manusia yang minta Kapolda Jabar di pecat. Seolah dirinya sudah lebih hebat dari KAPOLRI, seolah Kapolri bisa mereka perintah seenak udelnya sendiri, Seolah Kapolri hanya kambing congek yang bisa diancam-ancam mereka.  Sebuah tindakan yang tidak menghargai institusi polri (tentu ada hukumnya sendiri).

Bisa kita bayangkan jika setiap warga negara yang tidak puas jika dipanggil oleh polisi. Maka dengan gagah dan percaya dirinya si warganegara tersebut. Meminta waktu untuk menghadap Kapolri lalu membawa tuntutan/petisi agar memecat bawahannya entah itu Kapolda, kapolres, kapolsek dsbnya.

Maka apa jadinya hukum di negara ini jika tuntutan ini dipenuhi. Maka dunia  hukum akan di penuhi oleh para pengadu-pengadu yang cengeng, polisi-polisi akan semakin tak bernyali karena takut di laporkan ke atasannya.

Hebatnya lagi pengadu-pengadu ini selain mengadu Ke Kapolri. Eh malah juga datang dengan percaya dirinya ke DPR RI dengan agenda yang sama, yakni minta agar Kapolri agar segera menindak lanjuti.

JIka sudah begini, tinggal kita bisa menilai komentar-komentar dari beberapa oknum DPR RI, disitulah kecerdasan mereka akan teruji. Logika dan nalar mereka akan kelihatan apakah di support oleh partainya atau justru sebaliknya.

Salam nusantara….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun