Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Judul Hasil Survey LSI: "Ahok Potensial Kalah", Logiskah?

4 Oktober 2016   17:18 Diperbarui: 4 Oktober 2016   20:22 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : detik.com

Setelah lama tidak muncul di public, akhirnya lembaga survey ini muncul juga dengan mengumumkan hasil survey terbarunya tentang pilgub DKI.  Angka-angka yang di cantumkan  seperti biasanya hasilnya mirip-mirip pada lembaga survey lainnya. Yaitu mencantum nama Ahok diatas calon lainnya.

Adapun hasilnya adalah dengan  angka elektibilitas Ahok masih diatas yakni  31,4 persen , posisi ke dua Anis 21,1 persen dan posisi ketiga Agus 19,3 persen. Sekilas jika dilihat  memang angka-angka diatas benar adanya, masih menunjukkan bahwa Ahok tetap memimpin dalam hal perolehan elektibilitas.

Cuma yang menjadi aneh adalah, saat konferensi pers yang dilakukan oleh lembaga ini.Malah jJustru yang di tonjolkan adalah sebuah kalimat yang mengatakan “AHOK POTENSIAL KALAH”.

Entah ini adalah kutipan kalimat sekadar taktik agar membuat orang tertarik membacanya atau hanya sekadar taktik untuk menaikkan pamor Lembaga Survey ini. Atau memang di rasa kurang bombastis jika judulnya di ganti " A potensial menang"?

Karena seperti kita ketahui sejak  pilkada DKI 2012 dimana dalam pilkada itu dimenangkan oleh Jokowi-Ahok.  Tentunya  public yang masih ingat bagaimana lembaga ini memunculkan hasil surveynya,  bahwa Jokowi berpasangan dengan akan Ahok kalah tipis jika dibanding incumbent saat itu yakni Foke.

Tapi ternyata  sebaliknya, hasil pilkada mereka menang. Maka sejak itu kita mulai jarang mendengar publisitasnya lagi seolah tersaingi oleh lembaga survey lainnya.

Dari judul yang di tonjolkan yakni “Ahok Potensial Kalah” memang sudah bisa di tebak kearah mana tingkat subjektifitas lembaga ini akan berlanjut.  Tentu kitapun sudah bisa mulai menganalisa, yakni  yakni kearah mana semua ini. karena terkesan seolah dengan menyebut dulu nama Ahok entah itu dalam artian positip maupun dalam arti sebaliknya menjadi urusan belakang. Rasanya akan semakin ok.

Itulah contoh permainan kata-kata agar public semakin penasaran untuk mengetahui hasil dari lembaga ini. Artinya tentu sudah ada kepercayaan maupun ketidak percayaan sendiri yang masih diingat oleh public tentang hasil-hasil survey mereka sebelumnya.

Sehingga untuk menaikan pamornya kembali, perlulah seolah mendompleng nama Ahok.  Agar sepertinya  orang semakin dibuat penasaran dengan kalimat-kalimat yang tonjolkan ke public seperti itu. 

Lalu apakah ini bagian dari teknik marketing? Atau bagian dari cara untuk mencari perhatian public kembali.

Atau bisa jadi diluar itu semua itu,  tak menutup kemungkinan adalah salah satu bagian dari pesanan dari pihak-pihak yang memang sangat  membutuhkan kalimat-kalimat pamungkas yang akan mendegradasi secara halus kepercayaan public kepada salah satu calon pasangan gubernur tapi dengan kedok hasil survey yang seolah objektif. Bisa jadi?

Kalau sudah begini jadinya, maka cermatlah diri kita dalam membaca hasil (kemungkinan)konspirasi survey oleh lembaga tertentu lainnya. Jangan sampai kita pun menjadi bagian dari korban secara halus dari gerilya-gerilya politik mereka.

Walaupun dibalik itu semua maka tak menutup kemungkinan rasa curiga kita bahwa seperti seakan akan adanya kolaborasi  beberapa lembaga  yang memang kita tahu sejak sebelumnya,  kedekatan mereka pada partai atau kelompok tertentu sudah mulai terlihat terang benderang. Kalau di bilang hasil survey pesananan ya, jangan lah,  tak elok...!!!

Semoga saja tidak,….

Salam nusantara…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun