Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Calgub Ditelikung, Orang Pintar Saatnya Belajar dari Orang Sakti

4 Oktober 2016   11:17 Diperbarui: 4 Oktober 2016   15:11 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain lagi dengan lembaga, maka para politisi yang berambisi utk maju menjadi calon gubernur DKI, seolah mendapat panggung untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan gubernur Ahok terutama dalam hal penggusuran. Kritik terhadap Ahok terus di lakukan agar seolah dari mengkritik akan mendapatkan  target dari simpati publik yang luar biasa jika maju sebagai calon gubernur penantang Ahok.

Proyek gerilya para politisi menantang Ahok yang berencana maju dalam pilgub. Terus berjibaku, seolah apapun yang dibuat oleh Ahok memang harus di kritisi dan dikritik. Manuver cantik dan memang diperbolehkan dalam alam demokrasi saat ini, telah dimanfaatkan oleh beberapa politisi tersebut.

Saya tak perlu menyebutkan siapa-siapa politisi atau tokoh yang bermanuver untuk maju sebagai kandidat gubernur DKI dengan cara yakni mengkritisi hampir semua kebijakan Ahok.

Tapi fakta yang ada sekarang, mereka dulu yang berjuang mati-matian seolah mencitrakan dirinya sebagai pembela rakyat yang tergusur dalam melawan Ahok yang dianggapnya  sebagai si tukang gusur. Sekarang sebagain besar tiarap, tak tahu sekarang suaranya berada dimana, seolah senyap ditelan hingar bingarnya pilkada DKI. Atau paling tidak mereka yang dulu sempat berhasil menurut hasil survey menurunkan kepopuleran Ahok, ternyata telah tenggelam.

Seolah kerja keras mereka selama ini, bahu membahu untuk mengkritik Ahok,  pasang badan membela rakyat yang memang tak suka kebijakan Ahok. Bahkan menurut hasil survey terakhir, efek dari perlawanan ini, perlahan-lahan telah menurunkan tingkat kepopuleran Ahok.

Tapi semua ini, pekerjaan yang mengkritisi kebijakan Ahok dan sempat menurunkan kepopulerannya. Ternyata hanyalah pekerjaan sia-sia, tak berguna. Hasil kerja keras selama ini seolah tidak dihargai oleh para parpol penantang Ahok.

Pilihan para parpol penantang Ahok bukan kepada mereka,  tapi justru  kepada calon-calon gubernurnya yang sejak awal memang adem ayem. Terkesan tidak terlibat sama sekali dalam mengkritik kebijakan Ahok (kecuali Sandiaga Uno).

Pilihan ini merupakan pukulan  yang menohok buat mereka-mereka yang dengan keringat bercucur telah menurunkan kepopuleran Ahok. Lagi-lagi mereka di tikung habis-habisan, oleh para pemain tikungan yang mungkin berpengalaman di pemilu-pemilu sebelumnya.

Kekuatan kelompok dan pendukung sang jagoannya yang telah di telikung oleh ambisi kemauan petinggi parpol lawan politik Ahok. Mungkin tidak akan tinggal diam? Tentu kekecewaan mereka atas kerjaan yang sia-sia, dirintis berbulan-bulan bahkan tahunan seolah sirna begitu saja.  Akan dibalas dengan tidak memilih siapapun.

Akan kah? Ini  menjadi blunder tersendiri. Artinya  akan melawan para calon-calon yang telah mengambil porsi kerja keras mereka. Yakni dengan cara mengkritik berbagai kebijakan atau apapun program yg di tawarkan. Bahkan akan mentertawai berbagai kekeliruan statemen yang di buat calon-calon tersebut.

Tapi yang jelas untuk pendukung calon gubernur yang ditelikung, mungkin sebagian besar dari mereka tidak akan mendukung Ahok.  Sebaliknya apalagi untuk mendukung sang cagub yang  telah menghianati  pekerjaan mereka selama ini  dan terkesan tinggal terima jadi,  seolah tanpa kerja keras telah terpilih jadi calon gubernur DKI. Itu tentu akan lebih menyakitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun