Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Benar PKB Mendukung Ahok, Kemana Kandidat Lainnya?

18 Maret 2016   17:41 Diperbarui: 18 Maret 2016   17:47 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menggelikan rasanya Slank salah satu group musik yang cukup tua berkiprah di dunianya tiba-tiba di tuding sebagai group musik plat merah?. Tentu yang dimaksudkan dengan plat merah artinya menjadi akrab dan dekat dengan pemerintahan yang sekarang.

Lalu kemana-mana seolah slank berteriak secara hitam putih membela pemerintahan yang berkuasa, tanpa kritik sedikitpun.
Benarkah demikian, rasanya tudingan itu tidak benar dan asal bunyi saja. Karena slank hingga saat ini tetap di dunia musik dan tidak penah memasuki dunia politik atau personalnya ikutan jadi calon gubernur.

Seperti kita ketahui selama ini mereka tak pernah secara blak-blakan (kecuali kampanye) kita mendengar bahwa mereka mendukung secara membabi buta terhadap Jokowi maupun Ahok. Sepertinya biasa saja kembali bermain musik seperti grup band-band pada umumnya, jika meneriakkan yeyel terhadap tokoh idola mereka dipanggung adalah hal biasa tidak berarti bahwa mereka otomatis menjadi group musik berplat merah.

Jika semua orang berpikiran demikian bisa dibayangkan, jika ada grup musik lain yang sangat hobby menggunakan artribut Nazi, lalu kita menuding mereka adalah grup band yang suka mengagung-agungkan Nazi bahkan dianggap pengikut Nazi?

Terlalu narsis jika masih ada yang berpikiran seperti itu, bukan zamannya lagi orang menjustifikasi kelompok lain seenaknya. Justifikasi itu adalah cerminan otak seseorang. Makin cerdas seseorang maka semakin santunlah cara berpikirnya. Tidak asal omong semaunya tanpa dipikir padahal yang di omongkannya justru bertolak belakang.

Mengatakan Grup Slank plat merah, bagaimana jika slank membalikkan penyataannya dengan ya plat merah gak apa-apa asal jangan plat Nazi atau Neo Nazi?...Nha lho

Cerita ini sebenarnya sebagai prolog tulisan saja, artinya mau mengajak kita untuk berpikir ulang dalam memilih pemimpin dalam pilkada DKI maupun wilayah lainnya. Bahwa tidak sembarang memilih tapi hendaknya memilih dengan mempelajari karakter dan latar belakang seseorang. Apakah memang layak untuk menjadi pemimpin khisusnya Jakarta ini.

Jangan sampai berteriak bahwa kelompok lain adalah A tapi ternyata dia sendiri lebih parah lagi yaitu A dengan berbagai plus-plus nya. Lalu lebih fatal lagi tanpa perrnah mau mengevaluasi bahwa sebetulnya tanpa menyadari bahwa tindakan seperti itu itu keliru.

Bayangkan jika seorang Gubernur DKI Berteriak paling kencang memberantas maksiat prositusi ternyata dia diam-diam menjadi pelanggan bahkan mengawini salah satu diantara mereka? Weleh-weleh bisa gawat bro, jika benar-benar terpilih, kita bisa ngakak habis.

Tapi nggak lah partai-partai sudah sedemikian cerdasnya tidak mungkin akan milih calon-calon yang berpikir seperti ini. Pasti mereka sudah mensurvey kandidat mana yang di sukai oleh rakyat Jakarta.

Misaalkan salah satu dari partai itu PKB, tentu mereka akan bertindak  arif dalam memilih pemimpin yang cerdas dan bijak serta di sukai oleh rakyatnya. Tidak sembarangan asal-asalan memilih kandidatnya apalagi mereka sudah cukup asam garamnya sejak reformasi 1998 ikut beberapa kali dalam pilkada DKI.

Jadi jangan khawatir bro kita nantikan saja pilihan cerdas mereka.

Apa lagi isu-isu yang beredar Ahok ataupun sebaliknya sudah saling melirik untuk akan bertemu membicarakan hal-hal yang substantif mengenai pembangunan Jakarta kedepan.

Semoga saja hal tersebut menjadi kebaikan kita bersama.

Salam nusantara...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun