Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Contoh Tak Baik: Diduga Akal-akalan Menjalankan Perintah Presiden Dalam Kasus Novel Baswedan

11 Februari 2016   22:13 Diperbarui: 11 Februari 2016   23:20 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkesan sekali ada rasa gamang untuk mengenakan sanksi atau menerapkan kebijakan yang cukup keras terhadap saksi yang tak hadir dengan sengaja tersebut. Bayangkan jika pada kasus Novel, Novel tak mau datang menghadap sang pemeriksa apa yang terjadi???

Kembali ke perintah Presiden yang jelas-jelas mengatakan bahwa kasus ini segera di selesaikan. Eh hanya hitungan hari kita justru mendengar kabar tidak sedap dari beberapa orang mengatakan bahwa terkesan ada tawar menawar persyaratan jika kasus ini mau di deponering atau tidak ditindak lanjuti kasusnya.

Tawaran ini berupa agar pak Novel tidak bekerja sebagai penyidik yg bertugas di KPK?.. Bahkan cerita atau rumors ini tak pernah dibantah secara jelas artinya bisa jadi mendekati kebenaran? Setelah publik ribut akan adanya bargaining akan kasus ini akhirnya jubir Presiden kembali menegaskan bahwa Perintah Presiden jelas mengatakan bahwa tak ada deal-deal tertentu akan kasus ini?.dan meminta agar kasus ini segera diselesaikan. Akhrinya rumors ini sedikit berkurang.

Selesai rumors soal barter penempatan Novel agar dia tidak lagi di KPK, eh sekarang muncul lagi kekonyolan baru. Bahwa kasus novel ini telah dibawa kembali ke DPR dan mereka-mereka di DPR untuk dimintai pendapatnya? Bagaimana jika deponering ini dilakukan?

Penulis melihat tingkah laku mereka-mereka seperti ini cukup gregetan, kok sudah jelas perintah Presiden agar kasus ini segera diselesaikan tapi masih juga dijadikan bahan tarik ulur kesana kemari. Seolah lagi mencari celah dari sesuatu dan juga terkesan seolah sambil menunggu perintah dari tangan-tangan yang tak kelihatan untuk mengatur kasus ini?

Juga terkesan seolah kalau Novel masih di KPK ada pihak-pihak yang ketakutan. Maka dengan berbagai cara dilakukan, termasuk juga mungkin melakukan bargaining-bargaining yang aneh dan tak masuk akal.

Bisa jadi juga seolah beralasan mencari-cari alasan yang rasional secara hukum tapi sebetulnya tidak seperti itu adanya. Bahkan kalau memang punya niat serius, ya langsung saja lakukan deponering juga tidak masalah. Belajarlah dari apa yang pernah dilakukan deponering pada kasus-kasus sebelumnya.

Semakin ragu untuk melaksanakan perintah Presiden, maka semakin kelihatan apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus Novel ini. Bahkan bisa jadi invinsible hand yang bermain dalam kasus inipun perlahan tapi pasti akan terkuak dihadapan publik.

Apalagi jika ada partai yang juga ikut-ikutan terlibat dalam mengakali perintah Presiden ini. Maka tinggal tunggu waktu saja publik akan menghukum mereka dengan cara sederhana yakni tidak akan pernah untuk memilih mereka lagi.

Salam nusantara....

*)foto ilustrasi dari : antaranews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun