Mohon tunggu...
Nolwi
Nolwi Mohon Tunggu... Usaha sendiri -

Akar kekerasan adalah kekayaan tanpa bekerja, kesenangan tanpa hati nurani, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moralitas, ilmu tanpa kemanusiaan, ibadah tanpa pengorbanan, politik tanpa prinsip.(Mahatma Gandhi 1869-1948)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Contoh Tak Baik: Diduga Akal-akalan Menjalankan Perintah Presiden Dalam Kasus Novel Baswedan

11 Februari 2016   22:13 Diperbarui: 11 Februari 2016   23:20 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Tak Baik : Diduga Akal-akalan Menjalankan Perintah Presiden Dalam Kasus Novel Baswedan.

sumber foto : antaranews.com

Judul tulisan ini bukannya bermaksud mencurigai kinerja suatu institusi tertentu. Tapi melalui tulisan ini mencoba mempertanyakan penanganan terhadap kasus Novel Baswedan sudah sampai sejauhmana? Karena beberapa minggu lalu Presiden setelah bertemu dengan Kapolri dan Jaksa Agung lewat juru bicaranya mengatakan bahwa kasus Novel Bawedan, diminta agar segera diselesaikan.Tapi sampai hari ini, nampaknya ada kebingungan atau memang membingungkan sendiri agar seolah perintah ini sangat susah dilaksanakan?

Penjelasan dalam konferensi pers tersebut telah mengakhiri polemik terhadap kasus Novel Baswedan , AS, BW untuk di kriminalkan. Tadinya publik masih ragu apalagi setelah sebelumnya Novel Baswedan datang ke Bengkulu untuk diperiksa oleh jaksa atas kasus yang dituduhkan kepadanya beberapa tahun lalu.

Tentunya kejaksaan di Bengkulu sebelum melanjutkan kembali pemeriksaan kasus tersebut. Sudah barang tentu akan meminta persetujuan atasannya yang berada di Jakarta. Bila Jakarta setuju barulah mereka berani untuk melanjutkan kasus ini. Begitulah mekanisme yang lumrah kita jumpai dalam organisasi yang bermodelkan semi komando.

Jadi kalau yang di Jakarta masih berlagak tidak tahu, seolah tanpa koordinasi tentu patutlah kita pertanyakan akan motif yang sebenarnya.

Kita tahu beberapa waktu lalu tanpa didahului penjelasan yang memadai, tiba-tiba saja pak Novel di jadwalkan untuk diperiksa oleh kejaksaan di Bengkulu. Maka sejak itulah terjadi polemik yang luar biasa atas dunia hukum kita. Apa sebenarnya yang telah terjadi, dan terkesan seolah kasus ini telah menimbulkan kegaduhan baru.

Padahal sebelumnya publik berharap banyak kepada kejaksaan agar menuntaskan kasus papa minta saham? Tapi sampai hari ini pun kasus ini tak pernah jelas?

Bahkan kabar terbaru mereka kesulitan mencari MRC untuk dimintai keterangan.  Bahkan seolah terkesan sekali ada ketidak seriusan dalam menangani kasus papa minta saham? Apakah dengan dimunculkan kembali kasus Novel, terus publik digiring agar melupakan kasus papa minta saham. Mudah-mudahan tidak senaif itu.

Tapi arah kesana sebetulnya dapat kita cermati dengan tanda-tanda sepertinya pemeriksaan kasus papa minta saham ini mulai mununjukkan titik balik dimana titik balik tersebut ditunjukan dalam bentuk rasa pesimis sang pemeriksa atas kemampuannya tidak bisa menghadirkan saksi kunci utama.

Bandingkan saja jika rakyat biasa yang tidak hadir, pastilah dicari kemana-mana bahkan juga akan dilakukan perintah di cekal. Nah dalam kasus papa minta saham ini sebenarnya apa yang sudah dilakukan jika saksi kunci mangkir tidak hadir atau tidak datang.?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun