Mohon tunggu...
Arnita Sari
Arnita Sari Mohon Tunggu... -

Mahasiswi yang sedang belajar untuk menjalani hidup yang seperti pacuan kuda dengan sebaik-baiknya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Amnesia Sesaat

14 Februari 2010   11:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:56 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pria sedang mengendarai mobil dengan gelisah karena ia harus menghadiri sebuah rapat yang penting, namun ia tidak menemukan tempat untuk memarkir mobilnya. Kemudian ia memandang ke langit dan berkata, "Tuhan, kasihanilah aku. Jika Engkau memberikan kepadaku tempat parkir, aku berjanji akan pergi ke gereja setiap minggu seumur hidupku."

Sungguh ajaib, pria tersebut menemukan sebuah tempat parkir tepat didepan gedung rapat. Pria itu kembali memandang ke atas dan kemudian berkata, "Yah, batal deh, Tuhan, janjiku. Aku sudah menemukan tempat parkirnya, jadi Engkau tidak perlu lagi mencarikannya untukku." Cerita humor, sadar ataupun tidak sadar, itu menggambarkan realita yang sering kita temui di dalam keseharian kita. Pria itu menganggap atas usahanya sendiri, ia dapat menemukan tempat parkir tersebut.

Dalam salah satu episode The Simpsons, "Bart Gets an F", ditampilkan cerita dengan inti yang sama, tetapi ending-nya berbeda. Bart Simpson terkenal dengan kenakalannya. Selalu usil, menjahili teman-teman, guru, bahkan adiknya sendiri. Bart juga sering berpura-pura sakit pada saat diadakan tes di kelasnya. Bart enggak suka belajar. Bart selalu mendapatkan nilai jelek dalam tes. Hingga pada suatu hari, Bart diperingatkan oleh pihak sekolah bahwa ia enggak akan bisa naik kelas jika masih mendapatkan nilai F pada tes berikutnya.

Sehari sebelum tes, Bart masih juga belum belajar. Akhirnya sebelum tidur Bart berdoa dan meminta kepada Tuhan agar memberinya kesempatan sehari lagi untuk belajar menghadapi tes. Sungguh ajaib, malam itu salju turun dengan deras dan menutupi seluruh jalanan di kota Springfield, tempat tinggal Bart. Sekolah diliburkan dan hari itu Bart berusaha memfokuskan diri belajar untuk menghadapi tes.

Singkat cerita, Bart akhirnya mendapat nilai D dalam tesnya dan masuk kualifikasi dalam kenaikan kelas. Ketika keluarganya mengatakan bahwa mereka sangat bangga padanya, Bart menjawab, "Part of this D minus is belongs to God."

Seberapa sering dari kita yang menganggap jika sesuatu berjalan dengan lancar, hal tersebut memang sudah seharusnya terjadi, dan merupakan hal yang biasa? Ketika keadaan tidak dapat kita kendalikan, kita berdoa memohon pertolongan Tuhan. Namun, ketika keadaan membaik lagi, kita seakan mengalami amnesia. Lupa bahwa itu semua berkat Tuhan.

Seperti pria di parkiran mobil tersebut. Ketika keadaan mulai menyusahkannya, ia serta merta berdoa memohon bantuan Tuhan. Namun, ketika ia mendapatkan apa yang ia inginkan, ia menganggap itu semua berkat usahanya sendiri, dan lupa akan apa yang sudah ia doakan. Berbeda dengan Bart yang sangat sadar ketika ia akhirnya bisa naik kelas, itu bukan semata-mata karena pintar dan hebatnya dia. Namun karena Tuhan yang telah mengabulkan doa dan memberinya kesempatan untuk belajar lebih giat lagi.

Pernahkah Anda menyadari betapa besar peranan Tuhan di dalam hidup Anda? Walaupun seringkali Anda menganggap apa yang terjadi di dalam hidup Anda merupakan hal yang biasa dan seharusnya terjadi. Apakah Anda sadar bahwa hal yang kecil sekalipun, itu adalah berkat campur tangan Tuhan?

Ingatlah kembali untuk mengucap syukur atas nafas yang melewati paru-paru Anda, mengucap syukur atas pekerjaan yang Anda jalani saat ini, mengucap syukur atas gaji yang Anda terima, mengucap syukur atas keluarga yang ada, mengucap syukur atas tugas-tugas kuliah yang dapat Anda selesaikan, mengucap syukur atas sahabat-sahabat yang ada di samping Anda, mengucap syukur Anda sehat-sehat saja hari ini, mengucap syukur tidak terjadi apa-apa ketika Anda dalam perjalanan, mengucap syukur untuk hidup Anda setelah sekian puluh tahun lamanya...

Amat sangat banyak hal yang bisa Anda syukuri. Kenapa Anda harus mengalami amnesia untuk mengucap syukur, untuk mengingat betapa besarnya perbuatan Tuhan didalam hidup Anda?

Mengapa Anda dapat sadar dan meminta pertolongan ketika keadaan tidak berjalan sebagaimana mestinya, namun kembali amnesia ketika keadaan mulai dapat Anda kendalikan? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun