"Itu sih sudah banyak, otak buatan", jawabku.
"Akan kubuat yang lebih canggih lagi",katanya.
Tidak pernah bermaksud mengabaikan si Anak Tengah tetapi tidak dipungkiri  aku lebih sering fokus ke anak sulung karena Anak Sulung adalah "bahan pelajaran" pertama buat orangtua.
Orang-orangtua terdahulu sering berkata bahwa anak sulung adalah gambaran dari keberhasilan adik-adiknya dan seluruh keluarga, oleh karena itu kesan pertama menjadi penting.
Sikap "abai" pada Anak Tengah  juga dikarenakan aku melihat Anak Tengah lebih mandiri dan cepat beradaptasi. Dalam pergaulan dengan teman yang baru dikenalpun dia lebih cepat membaur. Dia bisa mengimbangi pembicaraan dengan teman dengan usia diatasnya dan juga cocok jika bermain dengan teman usia dibawahnya.
Mudah bergaul serta memiliki banyak teman menjadikan Anak Tengah menjadi sosok yang periang. Hal ini membuat dia mudah diingat teman-temannya.
Anak tengah punya gaya komunikasi yang khas, dia lebih terbuka dan berani menyatakan pendapat. Hal ini juga yang mengasah kemampuannya bernegoisasi. Punya pendapat sendiri dengan argumen sendiri, salah satu kelebihan Anak Tengah.
Hari pertama masuk TK biasanya anak-anak masih takut dan malu-malu tapi tidak dengan si Anak Tengahku. Dari luar kelas aku mendengar berkali-kali dia menginterupsi gurunya.
"Ibu guru, saya sudah capek berdiri. Nyanyinya duduk saja", katanya ketika mereka menyanyi.
Merasa kurang diperhatikan membuat Anak Tengah memiliki sifat pemberontak. Memberontak merupakan salah satu cara untuk mencari perhatian.
Tapi di balik sifat pemberontak itu dia punya simpati yang luar biasa. Sekilas dia terlihat cuek dengan kondisi yang ada tetapi sesungguhnya dia sangat menyatu dengan keadaan.