Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1) merupakan suatu tahapan dalam proses penyiapan mahasiswa sebagai guru profesional pada jenjang program sarjana pendidikan, yang berupa penugasan kepada mahasiswa untuk melakukan pengamatan atau observasi yang dilakukan untuk mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA melaksanakan kegiatan tersebut dengan diikuti seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang terdiri dari 12 program studi.Â
Rangkaian kegiatan PLP 1 yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa diantaranya yaitu; melakukan kegiatan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru pamong, serta melakukan observasi lingkungan sekolah yang dituju.
SDN Kranji II merupakan salah satu sekolah yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan PLP 1, yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa dari program studi PGSD. SDN Kranji II ini berlokasi di Jl. Banteng No.31 A. RT 2 / RW 15, Kelurahan Kranji. Kecamatan Bekasi Barat. Kota Bekasi - Jawa Barat.
Melalui pengamatan kami, suasana di SDN Kranji II sangat hangat dan nyaman. Hal tersebut terlihat jelas dengan kedatangan kami yang disambut baik oleh warga sekolah SDN Kranji II, termasuk; kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, serta peserta didik yang menyapa kami dengan ramah.Â
Hubungan antara guru dan peserta didik pun terlihat sangat harmonis, tak ada rasa malu-malu, canggung, ataupun tegang di antara keduanya ketika sedang berinteraksi.Â
Meskipun begitu, para siswa tidak pernah mengesampingkan sopan santun dan rasa hormatnya. Selain itu, ketertiban warga sekolah dalam menerapkan tata tertib yang berlaku juga sangat baik.
Keadaan tersebut sesuai dengan apa yang dituturkan Ibu Tuminah selaku kepala sekolah saat kami wawancarai. "Dalam penanaman praktik-praktik pembiasaan dan kebiasaan positif di sekolah untuk mendidik karakter peserta didik di SD ini, kami selalu membekali mereka dengan iman dan taqwa.Â
Selain itu, peran guru sebagai contoh, berperan besar untuk siswa agar mereka mau melaksanakan praktik pembiasaan dan kebiasaan positif yang diberikan", ucapnya.
Mengenai peserta didik di SDN Kranji II, Ibu Tuminah mengatakan bahwa rata-rata peserta didiknya berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya menengah ke bawah. "Pekerjaan orang tua disini bermacam-macam, ada yang karyawan swasta, ada yang guru, ada yang buruh, ada yang ojek online, ada yang ART, tapi kebanyakan pedagang", jelasnya.Â
Ibu Tuminah juga menjelaskan, karena adanya pandemi ini ada beberapa siswa yang terpaksa pindah ke kampung halamannya karena tidak sanggup melanjutkan kehidupannya di kota sebab orang tuanya kehilangan pekerjaan.
Sejak tanggal 6 September, SDN Kranji II melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka secara bertahap. Dimana dalam satu rombel dibagi menjadi 2 sesi.Â
Ibu Ica selaku wali kelas 1 menuturkan bahwa, setelah mulai diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka, terlihat adanya penurunan keterampilan dan kemampuan pada beberapa siswa di kelas rendah, dikarenakan selama pembelajaran daring, tugas-tugas mereka di bantu dan dikerjakan oleh orang tuanya.
Banyak sekali dampak yang dirasakan SDN Kranji II dengan adanya pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai. Mulai dari bantuan dana BOS daerah yang tidak bisa diserap; kegiatan kurikuler daring yang terkendala kuota dan jaringan, serta tidak adanya gawai; kegiatan lapangan yang tidak bisa dilaksanakan karena himbauan untuk menjaga protokol kesehatan.
Dengan adanya PLP 1 ini kami sangat berterima kasih kepada pihak kampus dan pihak SDN Kranji II, karena kami bisa mendapatkan wawasan dan pengalaman untuk mempelajari kondisi dan situasi yang terjadi di sekolah dalam rangka membangun landasan jati diri pendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H