Karena tradisi ini sehingga kayu sowang juga banyak digunakan sebagai tiang penyangga rumah dan untuk tujuan konstruksi lainnya. Kayu ini dianggap sangat awet, terutama dalam kondisi tropis yang lembap, menjadikannya material yang ideal untuk bangunan yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan jangka panjang terutama untuk masyarakat yang bermukim di daerah pasang surut.
Selain itu, seiring dengan perkembangan ekonomi dan meningkatnya permintaan untuk bahan bakar alternatif, arang kayu sowang telah menjadi komoditas yang populer, khususnya dalam bisnis rumah makan yang berkembang pesat di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Arang kayu sowang dianggap unggul dalam hal kualitas pembakaran, menghasilkan panas tinggi dan stabil yang ideal untuk memasak juga menghasilkan sedikit asap. Hal ini telah mendorong eksploitasi berlebihan terhadap pohon sowang di habitat alaminya.
Apakah akan berlanjut atau “udahan”?
Kepunahan suatu spesies dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Dampaknya akan terlihat semacam efek domino dimana ketika satu spesies hilang, menyebabkan kepunahan atau penurunan spesies lain yang bergantung padanya.
Dengan kata lain, kehilangan satu spesies dampaknya akan besar terhadap kestabilan rantai makanan dan imbasnya kepada kehilangan fungsi ekosistem. Dampaknya tidak hanya akan terjadi untuk lingkungan melainkan juga untuk manusia.
Sowang diketahui memiliki nilai budaya di tengah-tengah masyarakat Papua. Sowang digunakan masyarakat untuk pembuatan rumah adat dan bahan pembuatan barang-barang tradisional misalnya tali noken, dan juga obat-obatan tradisional.
Keterancaman suatu spesies pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal yaitu perubahan penggunaan lahan yang biasanya dikenal dengan istilah deforestasi dan fragmentasi, eksploitasi jenis yang berlebihan, dan bencana alam.
Pada kenyataannya masyarakat adat yang bermukim di kawasan Pegunungan Cycloop telah memiliki konsep pengelolaan hutan lestari, namun eksploitasi jenis terus berlangsung yang juga diprakarsai oleh peran serta masyarakat pendatang.
Diperlukan kolaborasi antar pihak untuk menyelamatkan jenis terancam punah ini. Jika ini dibiarkan terus berlanjut maka Sowang hanya akan jadi cerita untuk anak cucu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H