Mohon tunggu...
arnayanti
arnayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

aku suka dengan konten - konten yang berbau mistis dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi 2: Berkunjung ke Tanoker, Desa Ledokombo, Kabupaten Jember

25 September 2022   09:31 Diperbarui: 25 September 2022   09:38 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DESA TANOKER

Tanoker adalah komunitas belajar dan bermain yang fokusnya pada perkembangan anak – anak.  Tanoker terletak di Desa Ledokombo, Kecamatan ledokombo, Kabupaten Jember. Tanoker didirikan pada tahun 2009 oleh Bapak Supoharjo bersama istrinya. Tanoker berasal dari bahasa Madura. Nama tanoker sendiri diberikan oleh anak – anak sekitar yang berarti kepompong. 

Seperti halnya kepompong, filosofi komunitas Tanoker yaitu sebagai tempat bermetamorfosis menjadi sosok yang lebih baik. Dan nama tersebut digunakan hingga saat ini. Tanoker didirikan karena dilatarbelakangi oleh adanya anak – anak yang yatim, piatu, yatim – piatu atau anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya karena merantau.

Di Komunitas Tanoker, anak – anak diajarkan berbagai permainan dan juga mata pelajaran seperti matematika, IPA, IPS dan lain – lain. Permainan yang menjadi iconic di Tanoker adalah Egrang. Egrang adala permainan tradisional yang menggunakan sepasang bambu untuk berjalan. 

Dimana bambu itu dibentuk seperti sebuah tongkat yang memiliki tumpuan kaki yang terbuat dari kayu. Permainan egrang di Komunitas Tanoker ini, dipadukan dengan musik perkusi dan gerak tari, dan menjadi kreasi seni yang khas bernama tarian egrang. 

Selain menjadi tarian, permainan egrang dijadikan event gerak jalan yang dilaksanakan setiap tahun. Aktivitas belajar yang di Tanoker bukan hanya dilakukan pada anak - anak. Tapi juga pada orang tua, dengan memunculkan sekolah eyang - eyang, sekolah bok ebok dan sekolah pak bapak. 

Saat berkunjung ke Tanoker bersama Kleompok 7 Modul Nusantara, kami disambut dan diberikan topi janur. Pemberian topi ini memiliki filosofi "cahaya telah datang". Hal ini memiliki makna bahwa mereka berharap kami sebagai pengunjung yang datang dapat memberikan cahaya kepada orang - orang di sekitar Ledokombo. Selain itu, kami diberi segelas teh. 

Berdasarkan hasil diskusi dengan Bapak Supoharjo, selaku pendiri Komunitas Tanoker, ia mengatakan bahwa di Tanoker setiap  akhir bulan, mereka selalu melaksanakan atau menggelar pasar yang dinamakan dengan Pasar Lumpur. 

Acara ini menyajikan beberapa kegiatan yaitu salah satunya adalah bermain polo lumpur. Acara ini diikuti oleh anak – anak yang berada di desa Ledokombo. 

Dokpri
Dokpri

Di Tanoker, selain kita bisa belajar mengenai sejarahnya dan menikmati permainan egrang, kita juga bisa berenang. Kolamnya luas dan bersih. Bisa untuk anak - anak, remaja maupun dewasa. 

Selain itu, kita juga menikmati makanan atau kuliner sehat. Disebut sehat karena dalam proses pembuatannya, mereka tidak menggunakan penyedap rasa seperti MSG dan sejenisnya.

Kuliner Sehat ala Tanoker. Dokpri
Kuliner Sehat ala Tanoker. Dokpri

Bunga Teh Telang. Dokpri
Bunga Teh Telang. Dokpri
Kuliner yang disajikan saat kami kesana diantaranya yaitu pisang goreng telang, teh bunga telang, buah salak, buah sawo dan rebusan jagung. Yang sangat unik adalah teh bunga telang. 

Teh ini diseduh dengan cara yang berbeda dari teh pada umumnya. Teh ini awalnya memiliki warna hijau gelap, dan untuk meminumnya terlebih dahulu diberikan perasan jeruk sehingga menyebabkan warnanya berubah menjadi ungu. Rasanya pun beda dengan teh pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun