Aku bisa merabamu
mana matamu, mana hidungmu, mana mulutmu
Beliakkanlah cahaya gelap merasuk dalam korneamu
Kuberikan pencerahan sebagaimana Ilahi mencerahkanmu
Enduslah aroma kosong yang wanginya penuhi ruang dan waktu
Berkatalah, aku bisa mendengar jelas dengan kedua telingaku
Sentuh aku, raba tubuhku yang setengah mayaÂ
Aku bisa merasa buasnya hasratmuÂ
Panggil aku, teriakkan namaku
Telingaku cukup besar 'tuk dengar suaramu yang tercekik
Raba aku. Genggam tanganku tuk kuatkan jemarimu yang lemah
Apa kau bisa merasakan kegundahan yang sama 'pabila dirimu dipecundangi dunia?
 Aku selalu tabah mendengar ocehanmu tentang Tuhan yang terlelap jikalau berurusan dengan permintaan si pendosa sepertimu
Ulurkan lengan tanganmu yang terluka dera
Sadarilah aku yang selalu adaÂ
Aku yang tak bisa melihatmu terlukaÂ
Bebaskan diirmu lepas semua jerat yang mengekangmu
Berlakulah kejam pada dunia yang kejam ini
Maka kelegaanlah yang kaudapatkan dariku...
Â
Kampung Baru, 04/01/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H