Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kegelapan

18 Agustus 2020   22:25 Diperbarui: 18 Agustus 2020   22:54 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bisa merabamu

mana matamu, mana hidungmu, mana mulutmu

Beliakkanlah cahaya gelap merasuk dalam korneamu

Kuberikan pencerahan sebagaimana Ilahi mencerahkanmu

Enduslah aroma kosong yang wanginya penuhi ruang dan waktu

Berkatalah, aku bisa mendengar jelas dengan kedua telingaku

Sentuh aku, raba tubuhku yang setengah maya 

Aku bisa merasa buasnya hasratmu 

Panggil aku, teriakkan namaku

Telingaku cukup besar 'tuk dengar suaramu yang tercekik

Raba aku. Genggam tanganku tuk kuatkan jemarimu yang lemah

Apa kau bisa merasakan kegundahan yang sama 'pabila dirimu dipecundangi dunia?

 Aku selalu tabah mendengar ocehanmu tentang Tuhan yang terlelap jikalau berurusan dengan permintaan si pendosa sepertimu

Ulurkan lengan tanganmu yang terluka dera

Sadarilah aku yang selalu ada 

Aku yang tak bisa melihatmu terluka 

Bebaskan diirmu lepas semua jerat yang mengekangmu

Berlakulah kejam pada dunia yang kejam ini

Maka kelegaanlah yang kaudapatkan dariku...

 

Kampung Baru, 04/01/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun