Aku masih menanti
Rasa getir mencibir tak henti 'pabila kunanti dirimu
Aku tidak berkata kepadamuÂ
Kalau aku masih meniti hati nuraniÂ
Kau bilang tatap mata ini
Dengan sungguh diriku menatap
Ah, terlalu jauh kau letakkan cintamu
Kupikir aku harus mencongkel k'dua bola matamu
Agar aku bebas mengamati sesuatu yang kausebut sebagai cinta
Lalu kau katakan lagi dengan sungguhmu
Letakkan lengan lunglaimu
Di dadaku yang berdebar-debar
Jantungmu bertalu-talu
Aku malu mengatakan kalau getaranmu sudah mengacau otakku
Denyut nadimu mengentak-entakÂ
Aku gelisah kubayangkan kalau aku milikmu
Rasanya ingin kucopot jantungmu dan merasa getarnya
Lalu kunyatakan, "Apakah ini cinta?"Â
Kalau begitu janganlah
Aku waras berlogika
Karena kamu bukan ide yang datang dalam kepalakuÂ
Kamu penjelajah yang menghampiri lalu menatakan hati
Sesuka kau bilang cinta
Sesumbarmu mengatakan, Â "Jadilah selamanya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H