"Hentikan, Xeoscha!" cegah Kilua sambil memegang gada yang diselimuti kobaran api itu.
      "Apa yang kau lakukan, Kilua? Dia mencoba melawan takdir yang diputuskan Deux kepadanya dan dia ingin menyerang kita," sanggah Xeoscha sambil menoleh ke arah Kilua.
      "Aku mohon berikan aku hidup sekali lagi. Aku takut masuk neraka. Aku mohon berikan aku  kesempatan itu. Aku akan menebus semua kejahatan yang pernah kulakukan dan aku akan bertobat dan hidup di jalan Tuhan," mohon Leo sambil menundukkan kepala hingga menyentuh aspal. Air mata tak henti berderai agar pinta yang diinginkan segera dikabulkan.
      "Aku tidak bisa mengembalikan nyawamu ker ragamu lagi tapi kau bisa melakukan sesuatu agar kau bisa terbebas dari hukuman neraka. Tapi dengan batas waktu satu jam."
      "Apa yang kau la---" Perkataan Xeoscha langsung dipotong oleh Kilua.
      "Tapi jika kau lewat dari batas waktu yang kutentukan atau kau berbuat jahat lagi, aku akan menarik paksa rohmu dan melemparkanmu ke neraka," sambung Kilua.
      "Sa-satu jam? Ya baiklah. Aku akan melakukan sesuatu yang bisa mengurangi hukumanku di akhirat sana. Aku akan berusaha." Awalnya Leo ragu dengan batas waktu yang diberikan Kilua tapi dengan pemikiran matang, akhirnya Leo menyanggupi itu.
      "Kalau begitu kami akan kembali ke surga. Sekaligus melihat apa yang kau lakukan dengan sisa waktu yang kuberikan. Ayo Xeoscha," pungkas Kilua sambil memegang tangan Xeoscha. Dengan dua kali kepakan sayap, mereka sudah jauh dari Leo.
      "Kenapa kau memberikan dia kesempatan, Kilua? Kau terlalu naif," tanya Xeoscha pada Kilua dengan kesal.
      Kilua hanya tersenyum sambil mengepakkan sayap, menembus kegelapan langit malam.
      Belum selesai kekhawatiran Leo. Satu jam. Apa yang bisa dia lakukan dalam waktu satu jam? Ia harus berpikir ekstra keras. Ya tas itu. Dan ternyata tas itu berada 20 meter dari tempatnya berdiri. Ia bergegas menuju tas itu. Namun sialnya ia tidak bisa memegang tas itu.