“Iya Shan. Nanti, kamu bisa jemput aku ‘kan ke rumahku? Ya, kira-kira pukul empat lewat seperempat, bisa ‘kan?“ kata Lina sambil menatap Shanti.
               “Bisa kok. Tenang saja. Tinggal tunggu saja di tempat.“ Shanti mengancungkan jempol kanan pada Lina.
               “Hahaha. Oke deh.“ balas Lina seraya menuju sepeda motor Donni.
Donni sudah bersiap menunggu Lina. Ia menginjak pedal lalu sedikit menyandarkan kepalanya di punggung Donni. Ia hanya tersenyum kecil ketika lirikan matanya melihat kepala Lina bersandar di punggungnya.
“Pegangan yang erat.“ suruh Donni sambil menarik gas sepeda motornya kemudian memelesat meninggalkan rumah Indra.