Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilusi

3 November 2014   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:47 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414998112812577193

Aku hanyalah manusia biasa

Aku seorang lelaki

Yang kalah terhadap perasaanku sendiri

Perasaan tertolak oleh wanita

Rasa sakit

Rasa patah hati

Ketidakberdayaan

Rasa kesedihan

Rasa putus asa

Rasa ketidakpercayaanku

Trauma masa laluku

Haruskah kubuat dunia berada dalam ambisiku ?

Hidup dalam dunia fantasi

Haruskah aku dan seluruh manusia di dunia ini

Kutuntun mereka ke sana ?

Di dunia yang tidak ada kesedihan

Kecurigaan

Prasangka

Rasa tertolak

Kemunafikan

Kesombongan

Manipulatif

Harapan palsu

Penderitaan

Kekosongan

Kegagalan

Rasa trauma

Tangis kesedihan

Jeritan

Keputusasaan

Patah hati

Kesepian

Eksploitatif ...

Yang kuinginkan hanya tawa canda

Kegembiraan

Kebaikan

Kasih sayang

Kedamaian

Kebahagiaan

Keceriaan

Kesetiaan

Kesejahteraan hati

Impian yang terwujud

Keberhasilan

Ketulusan

CINTA

Dalam dunia itu

Haruskah kubalaskan semua kepada dunia ini

Agar semua tahu ini perasaanku sesungguhnya

Sekali lagi , aku ini hanya manusia biasa dan seorang lelaki

Aku punya perasaan dan hati

Yang kuinginkan dicintai dan mencintai seorang wanita

Wanita yang menjadi kekasihku

Wanita yang baik hati

Apa adanya

Menerima kelemahan & kelebihanku

Yang  mengubah kesepianku menjadi keramaian di hati

air mata kesedihan menjadi air mata kebahagiaan

lubang kekosongan hati menjadi utuh dan berisi

kegelapan di hati menjadi pelita yang menerangi seluruh ruang hati

rindu tak bertuan menjadi pelepasan rindu yang berarti

trauma pahit masa lalu menjadi kenyataan manis dan penuh arti

membuat semua pengorbananku takkan sia - sia

tentunya membawaku pada arti cinta sejati yang sesungguhnya

masih adakah mereka untukku ?

masih kuatkah aku Tuhan untuk melepaskan semua belenggu ini ?

Tuhan beri aku kekuatan untuk melepas belenggu ini

Dan mencari di mana sebenarnya cinta sejatiku ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun