Mohon tunggu...
Armis Andre
Armis Andre Mohon Tunggu... Mahasiswa - juara 1 lomba lari 5000 meter se-kabupaten/Aqidah dan Filsafat Islam

Nama saya Muhammad Armisandrew Taufik Abdillah, nama panggilanku andre. Saya lahir di Lamongan pada tanggal 8 April 2003. Sekarang saya menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri , yaitu Universitas Islam Negeri Raden Mas Said dalam fakultas ushuluddin dan dakwah , jurusan Aqidah dan Filsafat Islam. Saya sangat menyukai olahraga ataupun hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas yang berbau fisik, seperti, sepakbola, futsal, dan basket.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Persalinan Bayi Gratis

30 Juli 2022   12:50 Diperbarui: 30 Juli 2022   13:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatnya derajat kesehatan menjadi salah satu keberhasilan dari pembangunan kesehatan di suatu daerah. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat. hidup sehat merupakan hidup masyarakat yang menjunjung tinggi aspek-aspek kesehatan seperti , menjaga kebugaran fisik dan psikis dan pemberian asupan nutrisi yang cukup, sehingga tercapai standar kesehatan yang baik. Khususnya pada wanita hamil pola hidup sehat sangat penting diterapkan untuk menjaga kesehatan Ibu dan janinnya

Status kesehatan Ibu dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan pelayanan kesehatan di suatu negara tercermin dari tinggi rendahnya angka kematian Ibu dan anak. Kesehatan ibu hamil salah satu masalah kesehatan yang harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan ibu hamil dipersiapkan secara matang dengan tujuan untuk mendapatkan janin yang sehat.

Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satunya mengenai pemeriksaan kesehatan gizi, pengetahuan tentang kesehatan, pendidikan, budaya, dan ekonomi mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya selama kehamilan.

 Menurut Andersen R (1968) dalam Notoadmodjo (2003, perilaku orang sakit berobat ke pelayanan kesehatan secara bersama dipengaruhi oleh beberapa factor, diantranya : faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor kebutuhan (need factors). Faktor predisposisi merupakan ciri-ciri yang telah ada pada individu dan keluarga sebelum menderita sakit, yaitu pengetahuan, sikap dan kepercayaan terhadap kesehatan. Faktor pemungkin merupakan kondisi yang memungkinkan orang sakit memanfaatkan pelayanan kesehatan, yang mencakup status ekonomi keluarga, akses terhadap sarana pelayanan kesehatan yang ada, dan penanggung biaya berobat. Faktor pemungkin berkaitan dengan status ekonomi serta keterjangkauan pelayanan kesehatan. Faktor kebutuhan adalah kelengkapan dan ketersediaan pelayanan kesehatan.

Pilihan terhadap sarana pelayanan kesehatan tersebut dengan sendirinya atas kepercayaan atau keyakinan akan kemajuan sarana tersebut (Notoatmodjo, 2003). Dotrin akan kepercayaan diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan tanpa adanya pengujian akan kebenarannya.

Pada masyarakat pedesaan, dukun memiliki kekuasaan dan wewenang yang disegani oleh masyarakat sekelilingnya. Dukun dianggap sebagai orang yang memiliki kekuasaan karismatis, yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus terdapat dalam dirinya. Wibawa tadi dimiliki tanpa dipelajari, tetapi ada dengan sendirinya dan merupakan anugerah dari Tuhan.(Anggorodi, 2009).

Sebagian besar masyarakat menganggap dukun bayi adalah bagian dari masyarakat, jadi tidak marasa asing lagi untuk meminta pertolongan saat mau melahirkan dan sebaliknya masyarakat menganggap bahwa tenaga kesehatan atau bidan cendrung belum berpengalaman, karena rata-rata usia bidan yang ditempatkan di desa umumnya masih muda, sehingga masyarakat kurang yakin terhadap tindakan persalinan yang dilakukan oleh bidan tersebut. Disampig itu, memilih dukun sebagai penolong persalinan karna biaya lebih murah, pelayanan kesehatan sulit dijangkau dan pengetahuan yang kurang.

Mulai tanggal 12 juli hingga 31 desember nanti terdapat Inpres (Instruksi Presiden) tentang Jaminan Persalinan (Jampersal) yang gratis tanpa dipungut biaya. Tujuan dikeluarkannya Inpres ini guna untuk menekan angka kematian ibu tidak mampu dan bayinya, sekaligus menjamin kualitas hidup ibu hamil hingga melahirkan dan melalui masa nifas.

Edukasi perencanaan program penolong dan tempat persalinan yang aman ini, sangat dibutuhkan khususnya bagi masyarakat yang memiliki kendala ekonomi. Mengingat pertolongan persalinan oleh dukun bayi menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Pada proses persalinannya pun seringkali di temukan faktor-faktor resiko pada kehamilan yang tidak terdeteksi oleh dukun bayi diantaranya : terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering. Dukun juga tidak tanggap dalam mendeteksi kasus komplikasi atau penyulit persalinan yang seharusnya segera ditangani dengan tepat cepat, akan tetapi hal tersebut tidak mungkin bisa diatasi oleh dukun bayi karena keterbatasan pengetahuan .

  

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun