Mohon tunggu...
Armidin
Armidin Mohon Tunggu... Dokter - Berbagi dan bermanfaat

(armidin@yahoo.com)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perlawanan Panjang Sang Legendaris Melawan Pukulan Parkinson

1 Juli 2011   15:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 3361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_120063" align="aligncenter" width="640" caption="Ali pada Masa Jaya (health.howstuffworks)"][/caption]

Siapa yang tak kenal Mohammad Ali, The Greatest dan Sang penakluk? Digjaya pada zamannya dan tak terkalahkan. Puluhan petinju terbaik di dunia takluk di bawah tekanan pukulannya yang menghentikan perlawanan para penantang. Petinju yang bergelar si 'Mulut Besar' itu pada masa keemasannya begitu trengginas dan lincah berlari di seputaran ring tinju sambil melepaskan jab-jab mautnya. Kuat, berkarakter dan punya nama besar, saat itu Ali begitu ditakuti, petinju lain jauh-jauh hari harus terlebih dahulu menerima kekalahan psikologis sebelum bertanding.

Kini sang mantan juara tinju dunia itu harus rela melawan pukulan penyakit berat. Pada tahun 1984 pada usia 42 tahun, Dia harus berjuang melawan penentang terberat sepanjang hayatnya? menghadapi gempuran progressifitas Parkinson.

Penduduk dunia dan penggemarnya harus rela melihat keadan Mohammad Ali saat ini, Ia hampir tidak dapat berbicara, Ia hampir tidak bisa berjalan tanpa bantuan, tangannya gemetar dan goyang. Saat ini tak terdengar lagi ‘bualannya’ “Akulah The Greatest..!”

Parkinson telah mengontrol motorik dan kemampuan bicaranya, Ali mulai menunjukkan gejala penyakit segera setelah pensiun dari ring tinju pada tahun 1981. Tapi kondisinyabelum terdiagnosis sampai tiga tahun kemudian. Pada tahun 1984 Ia baru mengalami tremor pertama, pidatonya mulai tidak jelas, dan gerakan tubuhnya menjadi lambat.

Penyakit Parkinson menggerogoti sistem saraf Ali yang mempengaruhi gerakan. Berkembang secara bertahap dan bersifat semakin memberat (progressif). Menyebabkan perlambatan gerakannya.Hilangnya ekspresi wajah penderita dan hilangnya ayunan lengan saat berjalan membuat wajah Ali laksana topeng tanpa ekspresi dan berjalan tertatih. Bicaranya cenderung seperti bergumam dan mengarah ke masalah lainnya yaitu depresi.

[caption id="attachment_120048" align="aligncenter" width="300" caption="Parkinson membuat Ali harus menggunakan alat bantu berjalan (dailymail)"]

1309533036844885120
1309533036844885120
[/caption]

Ali yang pernah menolak wajib militer perang melawan Vietnam pada tahun 1966 itu sebelumnya tak pernah mengeluhkan penyakit berarti, dokter belum mengetahui secara pasti apa penyebab parkinson Ali. Sebagian dokter memperkirakan berasal dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Dalam sekitar 5 sampai 10 persen pasien, ada sejarah keluarga yang kuat dari penyakit tersebut [sumber: National Parkinson Foundation ]. Parkinson dapat mempengaruhi generasi yang sama (saudara), atau dua generasi yang berbeda (ortu dan anak) dalam persentase yang kecil.

Namun sebagian medis percaya bahwa dalam kasus Ali ada sebab yang berhubungan dengan efek olah raga tinju yang digelutinya. Tes fisik Ali menunjukkan adanya keterkaitan dengan tinju. Ditemukan bahwa Ali memiliki lubang di membran yang memisahkan dua sisi otaknya. Prediksi akibat pukulan di kepala berulang kali. Selanjutnya, Ali terbukti memiliki serangkaian perubahan degeneratif di batang otaknya, bagian dari otak yang terkait dengan produksi dopamin, suatu neurotransmitter yang berkurang pada mereka yang menderita Parkinson. Batang otak Ali terbukti secara signifikan rusak, dan dokter nya pernah menyampaikan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas perintah Mohammad Ali, bahwa mereka percaya kerusakan otak Ali akibat frekuensi induksi pukulan.

[caption id="attachment_120050" align="alignleft" width="300" caption="Presidential Medal of Freedom (Wiki)"]

1309533197475215604
1309533197475215604
[/caption]

Namun pernyataan berbeda disampaikan oleh dokter ringside Mohammad Ali, Dr. Ferdie Pacheco, menyatakan bahwa aktifitas tinju pada masa muda bukanlah penyebab cedera otak Mohammad Ali, melainkan karena Ali bertarung terlalu panjang pada usia yang bisa dikatakan lanjut. Mereka yang akrab dengan karir Ali tahu bahwa ia bertempur dengan baik pada masa mudanya, dan bahwa pada dua pertarungan sebelum dia pensiun, Ia menerima pukulan yang buruk dari Larry Holmes dan Trevor Berbick. Ali menerima pukulan yang berat pada kepalanya dalam dua pertandingan terakhirnya. Jika Ali memilih pensiun di puncak masa jayanya ketika keterampilan masih utuh dan pada masa yang tepat, mungkin sejarah akan bercerita lain.

Sisi manakah sebenarnya yang benar? Para ahli mengamati beberapa kasual yang ada, dan melihat beberapa sisi argumen dan menggunakan penilaian diagnostik mereka yang terbaik dalam mengambil kesimpulan yang logis. Dalam pemeriksaan jejas (lesion)  yang ada, dan hubungan yang jelas antara trauma kepala berulang dan kerusakan otak permanen, tampaknya logis untuk menyimpulkan bahwa didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara sindrom parkinson Mohammad Ali dengan karir tinjunya.

Sampai saat ini belum ada obat yang tuntas untuk penyakit Parkinson, kebanyakan hanya obat-obatan yang bersifat mengobati (symptom) gejalanya saja. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan operasi. Begitupun pada kasus Ali, Ia lebih menerima pengobatan seumur hidupnya dengan obat dan fisioterapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun