Mohon tunggu...
Armen Natohong
Armen Natohong Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa jurusan ilmu perpustakaaan UIN Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebelum Desember

6 September 2020   17:28 Diperbarui: 6 September 2020   17:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pustakalana Library Wordpress

KitaKata adalah teater di bulan DesemberYang pesannya berteduh pada lekuk tubuh gadis di takhta fajarKita adalah puisi
yang mengisi Sajaknya hilang

Bersama kepulan asap rokok pemuda di ujung jalan
Mengerti atau berjalan pada kekosongan seperti sebelum Desember Panggung kini sunyi
Soraknya riuh rendah Kita adalah kekasih yang tak menghiraukan rembulan

Lariknya meredup di purnama ke tujuh Sebelum cengkraman di malam kedua terasa erat aku dan kau birahi
Yang tak berujung damai Sinonimnya curiga

Hingga pelukan di antara lonceng dan bedug yang memecah malam terasa hambar dia adalah makna yang terjatuh Membiarkan diri terhanyut
Pada dingin arus di parit kekasih bulan

kemarin Zainudin dan Margaretha kini telah dewasa Adalah kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun