Dulu
Dulu kupuja para dewa
Sekarang aku memuja penguasa
Sebab kekuasaan yang tegap itu
Selalu mengenyangkan perutku
Dewa hanya penghibur lara hati sajaÂ
Sedang rasa hausku tak pernah bisa ditawarnya
Maka ke pinggirlah sejenak
Biar kupuja lagi engkau di lain waktu
Sebab sekarang lapar dan hausku
Sudah menderu deru
Aku datang padamu penguasaku Kuserahkan perut dan leherku
Niscaya kupersembahkan seribu sajak Kemurahatianmu
Biar kubungkam nuraniku
Meski keadilan jadi mainanmu
Dan kebenaran jadi tawaanmu
Terimalah puja pujiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H