Fakta ini memang nggak bisa dihindari RCTI! Memang tak bisa dipungkiri kalau lewat Media Sosial kamu bisa menonton apa saja sesuai keinginan kamu. Bebas kapan kamu mau menonton yang kamu suka, selagi masih ada kuota semua bisa disaksikan.
Beda halnya dengan menonton televisi yang terpaku dengan jadwal siar dan filter dari Komisi Penyiaran Indonesia. Â Dengan kemudahan dalam mengkases hiburan atau informasi yang diinginkan. Sekarang tergantung bagaimana kreativitas sebuah stasiun dalam menarik minat penontonnya.
Sebelumnya, ini sudah dirasakan media cetak (majalah, koran dan tabloid), taksi konvensional (Bluebird dan sejenisnya), tukang pos dan masih banyak lagi perlahan mati dibuat oleh media digital. Dengan tak terduga membuat media digital diperkirakan akan menjadi penguasa. Seolah kehidupan berga ntung dengan media sosial.
Dengan keadaan berkurangnya minat masyarakat terhadap pertelevisian, pastinya pendapatan finansial pertelevisian berkurang. Seharusnya RCTI harus bisa menerima kenyataaan dan introfeksi diri. Namun itu bisa dihadapi dengan melakukan inovasi dan berteman pada era sekarang.
Di era 4.0 ini peluang dan persaingan semakin kita ketat dan terbuka. Dengan melakukan perubahan, niscaya RCTI kembali oke-oke saja.