Mengenai tanggapan dari pak Azbir Latief Dt Rajo Mangkuto  - perlunya di MTKAAM & LKAAM  yang merupakan cupak buatan, lembaga semacam ini bisa diperkuat dan diarahkan untuk memfungsikan lagi "cupak usali" yakni Lembaga Rajo Nan Tigo Selo - tentunya kita kembali menoleh ke belakang, apakah MTKAAM & LKAAM bisa berfungsi maksimal selama ini, dimana sejak berdirinya LKAAM 18 Maret 1966 hingga saat ini selama lebih 40 tahun belum bisa maksimal mengusung kepentingan Masyarakat Adat Minangkabau.
Kedua lembaga tersebut, zahirnya tidak mengakar pada Kerapatan Adat Nagari di 624 Nagari & 64 KAN yang ada, oleh karena itu pula perlunya kita berkumpul bersama  dalam KKM 2010 ini untuk memusyawarahkan apa-apa yang sangat perlu disegerakan dalam Masyarakat Adat Minangkabau yang sedang "katirisan".
Mengenai Lembaga Rajo Nan Tigo Selo, yaitu Raja Alam, Raja Adat & Raja Ibadat, sangat perlu kita kaji secara mendalam & bersama-sama seluruh unsur Masyarakat Adat Minangkabau, bagaimana kedepan "cupak usali" ini perlukah kita bangkitkan kembali atau tidak berpulang kepada seluruh elemen Masyarakat Adat Minangkabau.
Adalah hal yang sangat penting pula, kalangan Budayawan Minangkabau yang jumlahnya tidak terlalu banyak (banyakkah orang minangkabau yang ingin menjadi Budayawan saat ini?), perlu serta dalam KKM 2010 yang akan mencoba melahirkan "Badan Kerjasama" atau "Forum Komunikasi" atau apalah namanya yang akan di bahas di KKM 2010.
Terakhir, berhasil atau tidaknya KKM 2010 ini terletak pada "Saiyo Sakato", seluruh elemen Minangkabau yang ada di ranah maupun di perantauan, mengingat azas Egaliter yang kita akui sebagai paham Musyawarah & Mufakat masyarakat Minangkabau.
Badan Kerjasama ataupun Forum Komunikasi diusahakan pada KKM 2010 dirancang ter-link ke seluruh 624 nagari & 64 KAN se Minangkabau dengan kerjasama persatuan Wali Nagari dimasing-masing kabupaten yang akan dimusyawarahkan pada KKM 2010 mendatang, berpulang kepada solid atau tidak masyarakat Ranah Minangkabau di Sumatera Barat dengan dukungan anak nagari diperantauan.
[caption id="attachment_220710" align="aligncenter" width="500" caption="pencak silat #1 by Jimmy Fransiscus - West Sumatra "][/caption]
Marilah kita rapatkan shaf, karena kebersamaan sajalah yang akan mengangkat harkat & martabat Masyarakat Adat Minangkabau, tanpa itu, kearifan lokal yang kita miliki, yang telah melahirkan "founding father" bangsa & negara ini, hanya menjadi kisah pengantar tidur generasi penerus Minangkabau.
Mohon maaf apabila ada kata yang kurang berkenan "kok tasinggung dek ka naiak, kok talendo dek ka turun", mohon diberi maaf. Semoga kita lebih mengutamakan kepentingan masyarakat minangkabau nan badarai, menahan ego kita masing-masing, banyak maaf, semoga dipahami, amin ya Rabbal alamin (Armen Zulkarnain, panitia KKM 2010 sekretariat Padang, admin Pituah Adat Minangkabau)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H